14 Jun 2011

Indahnya Kota Mojokerto, tempat leluhurku.

Foto Bersama team di Moker.
       Untuk kesekian kalinya saya kembali berkunjung ke Mojokerto, yang merupakan tanah nenek moyangku (rumah nenek dan kakek dari ayahku). Tapi, kali ini menjadi lumayan special karena bersama-sama teman untuk nikmati indahnya kota Mojokerto. Kota yang memiliki situs bersejarah kerajaan majapahit dan tempat wisata terkenal di daerah pacet. Saya berangkat bersama lima teman yang lain dari malang, pukul 17.00. Yups, salah satu tujuan untuk berangkat sore, tepatnya menjelang malam adalah menghindari cuaca panas yang harus dihadapi diperjalanan.
        Seperti biasa kami naik sepeda motor *tanpa harus menyebutkan merk, kami melaju menuju Mojokerto untuk singgah di rumah keluarga mas ipunk. Sebenarnya namanya g’ada ipung sama sekali, bahkan kalaupun disingkat, namanya adalah saifullah arif. Kami mampir dulu solat magrib ke masjid yg pernah saya foto-foto disana, tapi belum untuk solat, Muhammad cheng hoe, pasuruan. Ternyata waktu solat magrib sudah sampai enjury time, baru selesai saya salam dan solat sebentar ternyata sudah adzan isa’. Lumayanlah, sekalian istirahat dan solat isa’disana, desainnya memang lumayan dan ibadah disana cukup membuat kushuk kawan, kapan-kapan dicoba dah.
        Melanjutkan perjalanan kami lewat pertigaan arah porong dan mojokerto, kami pengkol kiri menuju kota Mojokerto. Sesampai di mojokerto pukul 20.30an, bersamaan dengan gelar juara MU (maschester united) salah satu tim kesukaan saya. Sampai di rumah bang ipung kami disambut dengan ramah, *keluarga yang ramah akan memberi kesan yang indah dan tamupun akan merasa bahagia*. Setelah bercerita pendek tentang hal-hal yang berhubungan dengan perjalanan dan asal masing-masing, sekalian mencoba mengakrabkan diri. Satu hal yang dapat dipelajari, banyaklah tersenyum bukan tertawa ketika bertemu orang baru karena itu membuat lebih mudah mencairkan suasana.
        Setelah dijamu makan malam kamipun mengantar kaum hawa (teman-teman perempuan yang ikut dalam perjalanan) ke rumah pacar mas ipung. Bahas tentang pacar, saya sebenarnya sangat tidak setuju, tapi dalam ketidak setujuan sesuatu kita harus punya politik untuk mengubah hal-hal seperti ini. Hadapi dengan tenang, beri kata-kata bijak, lalu ubah maindset, maka akan dengan mudah itu bisa diubah kawan. Lewat jembatan satu jalur, cukup ngeri tapi juga cukup memacu andrenalin. Sebelum mengantarkannya kami membuat kesepakatan besok akan kemana dalam edisi hunting kali ini. Setelah itu kami (kaum adam) melanjutkan acara ngopi bareng di depan MAN 1 SOKO.
        Cerita-serita pendek nan menggugah semangat dan wawasan keluar waktu itu, itu juga hikmah dari acara ngopi bareng jika itu kita hikmahi dengan baik kawan. Ternyata, semua memiliki visi sama “menikmati keindahan Indonesia raya yang sudah diciptakan Allah swt.” tapi ternyata jejak saya sudah mencapai mimpi-mimpi mereka, diantaranya ke bali, touring jawa tengah, etc. Selesai ngopi kami lanjutkan ke rumah mas ipung untuk melepas malam, tidur yang efektif supaya besok pagi kembali segar untuk melanjutkan perjalanan.
        Alarm handpone saya set pukul 03.00, hitung-hitung solat tahajud dulu lah, sudah beberapa malam juga g’solat tahajud. Alhamdulillah belum berkesempatan, saya terbangun waktu imsak dan ketika adzan saya keluar untuk mencari musholla terdekat. Cukup dengan sensor suara adzan ternyata saya malah dapat masjid. Satu poin kawan ketika masuk ke masjid atau musholla untuk solat jama’ah terutama waktu subuh adalah, ternyata kaum muda masih sedikit sekali yang berada di timing itu. Tak lupa saya bawa buku wirid dari kampus, untuk baca surat Waqiah serta Al-Mulk. Berusaha merutini amalan kawan. ^_^
        Setelah kembali dari masjid lalu membangunkan kawan-kawan, setelah semua selesai solat subuh kami jalan-jalan ke waduk. Sebenarnya saya juga lupa kawan namanya, tapi yang pasti sedikit menyakiti kaki. Karena kesepakatan dan saran sedikit memaksa dari mas ipung, jalan kaki tanpa harus pakai alas “bener-bener mlaku”, begitulah katanya. Rasanya, cenat-senut kawan, tapi insyaAllah bermanfaat banyak untuk kesehatan kaki dan tubuh ini. Sebelum sampai di waduk kami masih sempat untuk foto-foto disekitar sungai yang airnya mengairi sawah disekitar sana. Sesampai di waduk ternyata waduk sedang di habiskan airnya, dan begitu banyak orang mengais rizki disana. Cari ikan (kecil atau besar), cari udang, dengan berbagai alat, mulai di setrum, pakai jaring, pakai jaring kecil, dan pakai bamboo yang dibuat bulat, lalu diruncingkan bagian ujungnya (belum terdeteksi juga kawan namanya).
        Foto-foto riapun tak ketinggalan, tak lupa bertanya-tanya tentang budaya masyarakat yang kami saksikan saat itu. Setelah selesai kamipun kembali ke rumah mas ipung, mandi pagi lalu sarapan dengan makanan khas made in Mojokerto (seperti ikan dan udang yang di waduk kami kunjungi sebelumnya). Saya sempatkan solat dhuha dulu sebelum berangkat kawan, kaum hawapun tiba untuk langsung menuju trowulan (wisata sejarah kerajaan majapahit).
        Pertama yang kami kunjungi adalah candi Brahu, candi ini merupakan makam salah satu raja Majapahit. Oleh karena itu diberi peringatan untuk tidak menaiki makam. Tak apalah “peraturan untuk dilanggar.” Celetuk salah seorang dari kami, lalu dibalas dengan celetukan yang tak kalah berisi, “solat aja boleh di langgar.” (langgar adalah musholla dalam bahasa jawa). Masuk situs yang sangat bersejarah ini cukup dengan membayar parkir dua ribu rupiah, tak sebanding dengan sejarahnya yang panjang, keindahannya, serta hasil foto-foto kami disana tentunya. Satu poin lagi yang dapat kita ambil, wisata dinegeri ini terlalu banyak dan indah kawan, biayanya juga terjangkau untuk semua kalangan. Mari nikmati keindahan negeri sendiri. ^_^
        Selesai itu kami lewat museum Majapahit, hanya lewat tetapi cukup menghibur. Kami juga melewati kolam seluas lapangan sepakbola yang juga bagian dari peninggalan kerajaan Majapahit, rata dan indah sekali, subhanallah. Ketika ke candi tikus kami juga hanya berhenti sebentar untuk menikmatinya dari luar pagar dan berfoto ria. Terakhir kami menuju ke Pacet, air terjunya, jalan cukup menukik, tapi fasilitas serta sarana prasarananya sangat berkesan. Walaupun menurut teman-teman masih lebih indah air terjun di magetan, tetapi memang di Pacet lebih terkenal dan tertata. Bangun tempat wisata di kota kita masing-masing kawan, itu akan membantu kita member kontribusi kepada daerah asal.
        Setelah selesai dari pacet kami mampir ke rumah nenek saya, di daerah Gondang. Kecamatan sebelah Pacet, mampir cerita sebentar, makan siang, solat dzuhur, dan medoakan beliau berdua serta keluarga disana. Doa cucumu ini menyertaimu wahai leluhurku, *belajar mengingat keluarga dimanapun kawan, doakan dan kunjungi, insyaAllah mereka akan merasa bahagia. Sesampai kembali dirumah mas ipung waktu masuk solat ashar dan sayapun menuju masjid untuk solat jama’ah sementara yang lain sudah ada yang di qosor dan solat dirumah mas ipung. Dan kami pulang kemalang setelah solat magrib, walaupun saat mudik saya dan gomes (teman asal tuban) sepat jatuh. Tapi Alhamdulillah tak terlalu parah, hanya sepeda motornya yang cukup luka. Semua ada hikmahnya, jadi lebih hati-hati, belajar tenang dan bertanggung jawab, serta lebih mengenal satu sama lain.
        Jika kita hunting, berusahlah untuk lebih tenang disetiap saat dan di setiap keadaan kawan. Semoga hunting kali ini bermanfaat, salam dari sang pelangi kehidupan. By Tyas Haryadi…. ^_^

0 komentar:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com