29 Dec 2011

Secarik Kertas untuk Adik

Kulihat gadis imut
Nan lugu
Nan manis
Duduk di sudut ruangan itu
     Bermain dengan apa saja
     Apa saja yang disekelilingnya
     Kadang dia tersenyum sendiri
     Kadang menangis pula secara spontan
Lalu gadis itu memegang pena
Dibolak-balik
Dibalik lagi dan lagi
Masih bingung mau dibuat apa pena itu

      Kuhampiri gadis dengan rambut ikat itu
      Seraya memelukku sambil memanggil kakak
      Kubalas pula dengan pelukan hangat
      Ku usap pula rambut

Ditunjukkan bolpoin itu padaku
Lalu ku beri secarik kertas padanya
“tulislah apa yg mau kau tulis,
Gambarlah apa yg mau kau gambar”
Ucapku

      Ku biarkan gadis kecil itu menulis takdirnya
      Dengan penanya
      Di kertasku
      Itulah kenapa ku beri secarik kertas untuk adikku
.

         Inilah sebuah puisi untuk adikku tercinta, dan semua adik di dunia, kakak punya pemikiran seperti ini. Semoga bermanfaat. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

24 Dec 2011

Jenis Kepemimpinan ala Jawa

       Ing ngandhap kados pundi lampahing para pemimpin saking ular-ularing para sarjana sujana ing jaman kina. Kula pendhetaken saking lampahan ringit purwa “Wahyu Makutharama, wahyu pikukuhing praja”, anggitan Ki Siswaharsaya. Ing lampahan ringgit purwa piwulangipun Begawan Kesawasidhi dhumateng Arjuna, ingkang mendhet piwulangipun Prabu Ramawijaya dhumateng Gunawan Wibisana, nalika sinengkakaken winisuda dados ratu ing negari Ngalengkadiraja anggentosi kalenggahanipun Prabu Dasamuka. 
Dene wijang-wijangipun kados makaten:
1.
Laku hambeging kisma : Lire tansah murah marang sapa bae kang nyuwun den murahi. Amarga kisma iku tansah ngatonake dedanane. Tanem tuwuh cecukulan minangka bogane sagung dumadi, ora liya saka wulu wetuning bantala. Sanadyan anggane pinulasara ing janma, pinaculan, dhinudhukan, parandene kisma malah ngatonake kamurahane. Mas, sesotya, pepelikan warna-warna dadya kaskayane kang mulasara.
2.
Laku hambeging tirta : Lire : tindak anorraga, lumuh ngungkul-ngungkuli, tan ngendhak gunaning janma. Jer tirta ikui tansah watak warata tur ta dayane anggung ngasrepi dadya usadaning katoran.
3.
Laku hambeging samirana : Lire : tansah naliti sanggya sasana. Tumrap lelabuhaning Nata, tansah niti priksa marang kawula dasih, suker sakit kinawruhan sarana talaten atul. jer lakuning samirana iku anggung nusupi sanggya sasana.
4.
Laku hambeging samodra : Lire : jembar miwah sabar ing panggalih. Kamot momoting panggalih, kapanduking suka kingkin sasadone ingadu manis, datan jujul datan surut lamun kataman ing sak serik sameng dumadi. Jer samodra iku sanyata anglangut tanpa tepi, Kajogan sarah prabatang miwah tirtaning narmada pira-pira, parandene ora sesak ora luber.
5.
Laku hambeging candra : Lire tansah madhangi saindenging bawana. Tumrap lelabuhaning ratu, tansah mamardi pangawikan lan kagunan marang kawula dasih sarana wulanging dwija. Sogata samurwating dununge. Kutha desa sanadyan lengkehing wukir, sadrajat sapangkat padha sinungan pamardi putra.
6.
Laku hambeging baskara : Lire : tansah aweh daya kekiyatan marang sanggya gumelaring jagad, segara nguwab dadi mendhung temah dadi udan, ora liya saka dayane raditya, Bumi mekar nuwuhake thethukulan, iya marga saka kadayang sunaring baskara. Tumrap lelabuhaning ratu, anggung paring kekiyatan marang kawula dasih. Nagkoda, nara kisma, nara karya kang kasekengan, padha antuk sihing nata minangka pawitan. Sanadyan ing tembe kudu nyaur, nanging sarana sarenti sawise ngundhuh wohing karya.
7.
Laku hambeging dahana. Lire : angrampungi. Ora ana sawiji-wiji kang ora lebur dening dahana. Tumrap lelabuhaning nata, pangwak pradata luhur. Sakabehing prakara kang konjuk ngarsa Nata, kudu rampung paripurna kang pinancas kanthi adil paramarta.
8.
Laku hambeging kartika. Hambeg kartika, uga sinebut hambeg wukir. Lire teguh santosa. Sanadyan sinerang maruta sindhung riwut, parandene bayu bajra malah piyak nganan ngering labet kasor prabawa lan adeging wukir. Tumrap lelabuhaning Nata, sabarang kang wus dhumawah, kudu tetep tumindak tan kena.

maturnuwun, mugi-mugi migunani damel sedaya, salam saking Sang Penggembala, Tyas Haryadi.... ^_^

Hari Ayah

Animasi tampang ayah.
       AYAH adalah seorang kepala keluarga, yang posisinya memang sangat urgen di dalam keluarga. Sebagai pencari nafkah, pendidik, dan juga sebagai pengambil kebijakan di sebuah keluarga. Kemarin (22/12) adalah hari ibu sedunia, yang diperingati oleh banyak orang dan seluruh penjuru bumi. Dimana ini sebagai bentuk apresiasi kepada jasa-jasa seorang ibu yang telah melahirkan setiap manusia. Lalu, muncul sebuah pertanyaan. Kenapa tidak ada hari ayah? Atau karena ayah tidak melahirkan?
       Jika menilik dari kodratnya, memang seorang ayah tidak akan bisa melahirkan seperti halnya ibu. Tetapi dari ayahlah muncul sebuah pendidikan untuk menghadapi hidup, dan kasih sayang yang memikirkan jangka panjangnya. Seperti halnya bangsa Indonesia yang sangat murah hati dan memberi apresiasi atas segala bentuk kontribusi. Tentunya para ayah di Indonesia dan juga di dunia tak akan menolak jika ada “hari Ayah”. Selain memberikan apresiasi, hal ini juga akan menaikkan semangat juang para ayah, serta kedepannya akan ada waktu pemompaan semangat para Ayah di hari itu (hari Ayah). Jadi apa salahnya kita memberikan hari Ayah?
      Ini juga kawan yang aku tulis di sebuah gagasan yg dikirimkan kesalah satu surat kabar ternama, tapi yg namanya tujuannya belum bener kali. Jadi sama Allah belum diberi kesempatan untuk tampil, semoga bermanfaat untuk semua. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi.... ^_^  

22 Dec 2011

The Legend of Java

The Legend of Java.
       The domain of Nyi Loro Kidul, the legendary queen of the South Seas, is Parangtritis in Central Java. Her hair is green and full of shells and seaweed, and, she holds court over sea nymphs and other creatures of the deep. She is venerated and feared by the Javanese. In fact, they never wear the colour green when entering the sea for fear of offending Nyi Loro Kidul whose hair is green!. 
       ‘The legend of Nyi Roro Kidul herself is very popular. Before turning into a nymph,Nyai Roro Kidul was a young princess named Dewi Kandita, the daughter of King Mundangwangi and his first wife. The popularity of Dewi Kandita and her mother Dewi Rembulan was beyond doubt. They were known for their beauty, kindness and friendliness, and people loved them.
        However, the misery of their lives began when Dewi Mutiara, another wife of King Mundangwangi, known locally as selir, became green with envy and grew ambitions to become the first wife, thereby deserving full affection and attention from the king.
        Dewi Mutiara’s dream came true when one day she bore the son that the king had long been yearning for. Through the assistance of a witch, Dewi Mutiara made the king’s wives Dewi Rembulan and Dewi Kandita suffer from ’strange’ disease, with their bodies covered with scabies that created the odour of fish. The disease led them to be sent into exile in the forest where later Dewi Rembulan died. After a long, hard and helpless journey, the scabies-covered Dewi Kandita eventually arrived at a beach where she met a young, handsome man who promised to cure her illness.
         At the request of the young man, Dewi Kandita chased after him as he ran along the beach. When she reached the water, the man disappeared and, to her surprise, all the scabies had disappeared but, strangely, she could not move her legs. Half her body, from the waist down, had turned into the body of a fish.
Since then she became a sea-nymph, and the locals believe that Nyi Roro Kidul is the manifestation of Dewi Kandita’ by, Sang Penggembala, Tyas Haryadi... ^_^

Hari ibu, sekarang, esok, dan selamanya

22 Desember,
Bukan kali ini saja ku ingat ibu,
Yang melahirkanku, yang membuaiku dalam gendongan,
Menimang-nimang dalam ayunan, menungguku bisa berjalan.
     Ibu, aku hampir lupa akan 22 Desember,
     Bukan karena aku tak cinta akanmu ibu,
     Bukan pula karena diri ini terlalu sibuk dengan urusan sendiri,
     Apalagi tak memikirkan dirimu.
Ibu,
Masih ku ingat selimut hangat kau buat menutupi badanku di malam itu,
Tangisanmu saat melihat luka-luka ditubuhku,
Kekhawatiranmu saat ku dirantau.

      Jika Indonesia punya ibu kota,
      Kau adalah ibuku, di negaraku,
      Negara luas, dihati ini.
      Kau adalah ibu Negara disana.

Kalau bumi ini terbelah, langit akan runtuh,
Aku akan mencarimu ibu,
Anakmu ini memang tak disampingmu, tapi doaku selalu mendampingimu,
Bak angin yg berhembus sepoi tanpa terlihat.

      Kaulah wanita tercantik yang ku temui,
      Ku rindu pelukanmu,
      Ku rindu senyuman hangatmu,
     Dan ku rindu omelan mendidikmu.

Kaulah pelita, sampai nanti aku tiada,
Kaulah embun pagi, sampai berlalu berjuta pagi,
Dan aku berjanji padamu ibu,
Janji darah dagingmu, janji bayi mungilmu dulu,
Hari ibu bagiku, sekarang, esok, selamanya.
Setiap hari adalah untukmu,,,,,, ibu!



Ingatlah kawan, hari ibu itu setiap hari, bukan hanya 22 Desember. mari jadi anak yang berbakti, setiap manusia pasti lahir dari seorang ibu. semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi.... ^_^

13 Dec 2011

Seribu Rupiah untuk Hutang Indonesia.

Seceng, seribu rupiah.
       Baru saja saya mendapat inspirasi kawan, inspirasi untuk mendapat pemasukan baru, yaitu menulis satu dua kata untuk dimuat di Koran (surat kabar). Dari teman yang sudah dapat fee, dari gagasan yang masuk ke redaksi JawaPos. Subhanallah, emang kantong akhir-akhir ini kembang kempis, jarang ngembang lebih sering ngempis. Yah, itung-itung makin banyak ibadah yang semoga dicatat malaikat rakid. Amin,,,, saya berPIKIR, kenapa saya tidak membuat GAGASAN dengan cara saya sendiri, salah satunya adalah tentang HUTANG Negara kita tercinta, INDONESIA raya, yang dibilang orang tanah subur, sampai insinyur pertanian jual bubur *lirik. Demikianlah singkat saya yang dikirim ke e-mail JawaPos, semoga saja tembus, sudah hutang 3,4 juta, belum dicicil, malah semakin nambah. Alhamdulillah, masih semakin semangat cari duit… ^_^, ni dia tentang SECENG yg berguna untuk negeri ini. -->
        HUTANG Negara Indonesia saat ini membuat masyarakat tercengang. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mencatat total hutang pemerintah per 31 Desember 2010 mencapai Rp 1.676 triliun. Pernah saya membaca sebuah kisah tentang banyaknya hutang Negara Cina, sehingga pemerintah menggalakan satu butir beras tiap orangnya tiap kali makan. Dan hasilnya hutang Cina pun berkurang, bahkan lunas dengan beras satu butir. Lalu kenapa kita tidak menggalakan seribu rupiah perhari untuk hutang Indonesia.
        Dalam pendataan penduduk oleh Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia terhitung 31 Desember 2010 mencapai 259.940.857. Jika setiap kepala memberikan seribu maka sehari Indonesia bisa mendapat Rp.259.940.857.000,- jika setahun? Kalikan saja 356, dan bisa jadi tidak perlu waktu lama maka hutang negeri ini akan segera tutup buku. Tentu dengan syarat terpenting, tidak dikorupsi. Efek dari uang seribu ini tidak hanya untuk menutup hutang Negeri tercinta, tetapi juga meningkatkan rasa memiliki Negeri dan Nasionalisme.
TYAS HARYADI, Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang.
        Keren juga tu nama TYAS HARYADI, mampang lagi di JawaPos. Masih inget waktu SMA dulu, wajah nampang di RADAR MADIUN, senengnya orang tua oe,,, belum lagi waktu akhir SMA jg sempat masuk TV di acara jejak petualang. Sekeluarga besar mpe luangin waktu khusus buat nonton, sampai ada yg beli HP komplit TV. Ngaco sedikit tapi semoga bermanfaat kawan, salam dari Sang Penggembala. Tyas Haryadi…. ^_^

10 Dec 2011

Galau rasa Gula

Hari ini seperti biasa
Tiada kata sepesial ataupun luar biasa
Seperti katak dalam tempurung, layaknya hati yang terkurung
Buat langkah tak berarah, terdiam seakan pasrah
     Bukan masalah dungu
     Mungkin sekedar debar-debar rasa rindu
     Seakan seperti takut kutu
     Atau malah ingin seperti kutu
Kebingungan memuncak sebelum waktunya sampai puncak
Tapi cukup dengan ketenangan serta senyuman
Langkahkan kaki dengan pasti
Nikmati waktu sebentar agar terasa lama

      Tokek dan cicak
      Jadi naga serta komodo
      Segala yang bosan, monoton, dan tak berarti
      Jadi pelipur hati, sumber senyum dan penghibur

Kata, ucap, dialog, monolog
Kanan , kiri, depan, belakang
Gadang linglung, semakin tak mengerti
Tapi asyik, menghibur dan penuh arti
Itu yang ku suka,
Galau rasa gula.

       Semoga bermanfaat kawan puisi kali ini tentang bagaimana sebuah kegalauan bisa jadi sesuatu yg indah jika kita nikmati hayati dan jalani menjadi suatu hal positif dan berguna bagi orang banyak dan banyak orang karena galau itu manis semanis gula. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi …. ^_^

Raja-raja tanah jawa

Pakubuono X beserta istri.
       Jika kita menilik daerah jawa yang dahulu sangat kental dengan budaya jawa, tentu kita akan membutuhkan beberapa hal yang berkaitan dengan itu semua. Salah satu yang perlu kita ketahui atau minimal sebagai referensi adalah Raja-raja yang dahulu pernah mengusai tanah jawa. Siapa sajakah mereka itu? Demikianlah sebagian besar Raja-raja itu beserta tahun pemerintahan, kerajaan serta dinastinya :

Dinasti Syailendra
Bhanu (752-775)
Wisnu (775-782)
Indra (782-812)
Samaratungga (812-833)
Pramodhawardhani (833-856), menikah dengan Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya)
 
Dinasti Sanjaya
Sanjaya (732-7xx)
Rakai Panangkaran (tidak diketahui)
Rakai Patapan (8xx-838)
Rakai Pikatan (838-855), mendepak Dinasti Syailendra
Rakai Kayuwangi (855-885)
Dyah Tagwas (885)
Rakai Panumwangan Dyah Dewendra (885-887)
Rakai Gurunwangi Dyah Badra (887)
Rakai Watuhumalang (894-898)
Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910)
Daksa (910-919)
Tulodong (919-921)
Dyah Wawa (924-928)
Mpu Sindok (928-929), memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur (Medang)
 
Medang
Mpu Sindok (929-947)
Sri Isyanatunggawijaya (947-9xx)
Makutawangsawardhana (9xx-985)
Dharmawangsa Teguh (985-1006)
 
Kahuripan
Airlangga (1019-1045), mendirikan kerajaan di reruntuhan Medang
(Airlangga kemudian memecah Kerajaan Kahuripan menjadi dua: Janggala dan Kadiri)
Janggala
(tidak diketahui silsilah raja-raja Janggala hingga tahun 1116)
Kediri
(tidak diketahui silsilah raja-raja Kadiri hingga tahun 1116)
Kameswara (1116-1135), mempersatukan kembali Kadiri dan Panjalu
Jayabaya (1135-1159)
Rakai Sirikan (1159-1169)
Sri Aryeswara (1169-1171)
Sri Candra (1171-1182)
Kertajaya (1182-1222)
Singhasari
Ken Arok (1222-1227)
Anusapati (1227-1248)
Tohjaya (1248)
Ranggawuni (Wisnuwardhana) (1248-1254)
Kertanagara ( 1254-1292)
 
Majapahit
Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana) (1293-1309)
Jayanagara (1309-1328)
Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350)
Hayam Wuruk (Rajasanagara) (1350-1389)
Wikramawardhana (1390-1428)
Suhita (1429-1447)
Dyah Kertawijaya (1447-1451)
Rajasawardhana (1451-1453)
Girishawardhana (1456-1466)
Singhawikramawardhana (Suraprabhawa) (1466-1474)
Bhre Kertabhumi (Brawijaya) (1468-1478)
Girindrawardhana (1474-1519)
 
Demak
Raden Patah (1478 – 1518)
Pati Unus (1518 – 1521)
Sultan Trenggono (1521 – 1546)
Sunan Prawoto (1546 – 1561)
        Pajang
Jaka Tingkir, dikenal juga sebagai Sultan Hadiwijoyo (1561 – 1575?)
        Mataram Islam 
Ki Ageng Pemanahan, menerima tanah perdikan Mataram dari Jaka Tingkir
Panembahan Senapati (Raden Sutowijoyo) (1575 – 1601)
Sunan Prabu Hanyakrawati (1601 – 1613), dikenal juga sebagai Sunan Seda Krapyak
Sultan Agung (Prabu Hanyakrakusuma) (1613 – 1645)
Amangkurat I (1645 – 1677), dikenal juga sebagai Sinuhun Tegal Arum
Amangkurat II (1677 – 1703)
Amangkurat III (1703 – 1705)
Pakubuwana I (1705 – 1719), dikenal juga sebagai Sunan Puger
Amangkurat IV (1719 – 1727), memindahkan istana ke Kartasura
Kasunanan Surakarta
Pakubuwana II (1727 – 1749), memindahkan kraton Kartasura ke Surakarta pada tahun 1745
Pakubuwana III (1749 – 1788)
Pakubuwana IV (1788 – 1820)
Pakubuwana V (1820 – 1823)
Pakubuwana VI (1823 – 1830), juga dikenal dengan nama (Pangeran Bangun Tapa)
Pakubuwana VII (1830 – 1858)
Pakubuwana VIII (1859 – 1861)
Pakubuwana IX (1861 – 1893)
Pakubuwana X (1893 – 1939)
Pakubuwana XI (1939 – 1944)
Pakubuwana XII (1944 – 2004)
Pakubuwana XIII (Tedjowulan) (2005-sekarang)
Kasultanan Yogyakarta
Hamengkubuwana I (Sultan Mangkubumi) (1755 – 1792)
Hamengkubuwana II (1793 – 1828)
Hamengkubuwana III (1810 – 1814)
Hamengkubuwana IV (1814 – 1822)
Hamengkubuwana V (1822 – 1855)
Hamengkubuwana VI (1855 – 1877)
Hamengkubuwana VII (1877 – 1921)
Hamengkubuwana VIII (1921 – 1939)
Hamengkubuwana IX (1939 – 1988)
Hamengkubuwana X (1988 – sekarang)
Kadipaten Mangkunegaran
Mangkunagara I (Raden Mas Said) (1757 – 1795)
Mangkunagara II (1796 – 1835)
Mangkunagara III (1835 – 1853)
Mangkunagara IV (1853 – 1881)
Mangkunagara V (1881 – 1896)
Mangkunagara VI (1896 – 1916)
Mangkunagara VII (1916 -1944)
Mangkunagara VIII (1944 – 1987)
Mangkunagara IX (1987 – sekarang)
Pakualaman
Paku Alam I (1813 – 1829)
Paku Alam II (1829 – 1858)
Paku Alam III (1858 – 1864)
Paku Alam IV (1864 – 1878)
Paku Alam V (1878 – 1900)
Paku Alam VI (1901 – 1902)
Paku Alam VII (1903 – 1938)
Paku Alam VIII (1938 – 1998)
Paku Alam IX (1998 – sekarang)
Demikianlah nama-nama Raja beserta masa jabatan + kerajaan, semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

Trenggalek, tepian samudera Hindia

Pantai Pasir Putih Trenggalek.
       Serangkaian puzzle selalu terbagi dari berbagai bagian untuk menjadi suatu kesatuan yg lebih indah dan utuh. Begitu pula yang namanya kota di sebuah provinsi, privinsi di sebuah pulau, pulau disebuah Negara, ini berlaku untuk Indonesia kawan. Puzzle provinsi Jawa Timur kali ini sampai di sebuah kabupaten dengan nama Trenggalek. Sebuah kabupaten yang berada antara Tulungagung, Ponorogo, dan Pacitan. Saya belum sempat menjelajah sampai habis di kota yang luasnya 1.205,22 km² ini, bahkan untuk tempat wisatanya baru candi Brokah yang pernah saya dinggahi kawan. Tapi satu pembelajaran yang saya dapat dari sini *untuk menilai positif sesuatu tak perlu waktu lama untuk mengenal, tak perlu terlalu detil dalam memandang. Cukuplah kita ambil sisi baiknya dan mampu memberi hikmah untuk kita. * kata bijak kali ini kawan… :D
        Saya hanya beberapa kali pula lewat trenggalek kawan, yaitu ketika mengikuti lintas alam Lindri LandRock yang telah memecahkan rekor MURI. Yang diadakan di tulung agung, karena rumah ortu berada di Magetan, otomatis harus lewat kota yang penuh pegunungan ini kawan. Selain itu saya pulang dari blitar pernah sepedahan motor ke Magetan lewat kota ini, dan akhirnya sekali silaturohim ke rumah teman-teman yang ada disana. Sesuatu sekali melihat sebuah cermin kecil dari kota nan besar, dapat kita ambil dari contoh sekitar yang kita lihat.
        Melihat sekilas Trenggalek punya keindahan dari pegunungannya, yang memang indah, tak terlalu lebat oleh tanaman (ciri khas kota pinggiran). Penduduk yang masih satu rumput budaya, bahasa, dan juga postur tubuh dengan plat AE (karisidenan Madiun). Keramahan para penduduknya, yang saya ambil dari keramahan teman-teman saya beserta keluarganya. Dengan segala potensi yang ada ini, kelaknya kota Trenggalek bisa lebih baik dan memiliki income serta memberi kesejahteraan untuk para masyarakatnya. Dua rumah kawan yang sudah kami kunjungi di Trenggalek adalah rumah saudaru Zami dan saudara Fahri, sama-sama teman satu jurusan, satu angkatan. Terimaksih untuk kedua teman saya ini beserta keluarganya, karena telah merepotkan, nanti kalo kesana dijamu lagi ya! ^_^
         Adapun beberapa tempat wisata di Trenggalek yang patut dipertimbangkan untuk dikunjungi, setahu saya waktu searching dah seperti berikut:
1. Guo Lowo. Merupakan salah satu gua terbesar dan terpanjang di Asia Tenggara.
2. Pantai Prigi. Pusat pariwisata dan perekonomian warga Kecamatan Watulimo. Terdapat tempat pelelangan ikan dan merupakan Pelabuhan Nusantara.
3. Pantai Pasir Putih. Kurang lebih 2 km dari Pantai Prigi. Terkenal karena pasirnya yang putih bersih.
4. Pantai Pelang. Pantai yang terletak di Kecamatan Panggul ini mempunyai keindahan yang luar biasa. Memiliki air terjun dan pulau kecil-kecil yang indah.
5. Larung Sembonyo. Upacara adat pesisir yang selalu menarik perhatian wisatawan asing maupun domestik. Diadakan setahun sekali di Pantai Prigi.
6. Pemandian Tapan. Terletak di Kecamatan Karangan, merupakan kolam pemandian alami yang berada di kawasan pegunungan yang airnya langsung dari sumber sehingga terjamin kebersihannya.
7. Upacara Dam Bagong. Diadakan setiap tahun sekali dengan mempersembahkan kepala kerbau untuk di larung di Kali Bagong.
8. Candi Brongkah. Merupakan candi yang berisi sejarah asal-usul Trenggalek.
9. Alun-alun Kota. Sarana rekreasi keluarga yang selalu ramai dikunjungi warga Trenggalek, terutama pada malam minggu, serta pada hari hari menjelang proklamasi kemerdekaan RI dimana di alun alun kota trenggalek diadakan bazaar dan taman hiburan rakyat yang dapat menghibur anak anak maupun orang dewasa
10. Tari Turonggo Yakso. Merupakan tarian khas Kabupaten Trenggalek.
        Ternyata subhanallah juga ya, pastikan nanti kalau berkunjung ke Trenggalek kita mampir dulu ke tempat wisata ini kawan. Semoga bermanfaat salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

8 Dec 2011

Mengenal Sastra Jawa Kuno

       Sastra Jawa Kuno atau seringkali dieja sebagai Sastra Jawa Kuna meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. Sastra Jawa Kuno diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Manuskrip-manuskrip yang memuat teks Jawa Kuno jumlahnya sampai ribuan sementara prasasti-prasasti ada puluhan dan bahkan ratusan jumlahnya. Meski di sini harus diberi catatan bahwa tidak semua prasasti memuat teks kesusastraan.
        Karya-karya sastra Jawa penting yang ditulis pada periode ini termasuk Candakarana, Kakawin Ramayana dan terjemahan Mahabharatada dalam
bahasa Jawa Kuno. Karya sastra Jawa Kuno sebagian besar terlestarikan di Bali dan ditulis pada naskah-naskah manuskrip lontar. Walau sebagian besar sastra Jawa Kuno terlestarikan di Bali, di Jawa dan Madura ada pula sastra Jawa Kuno yang terlestarikan. Bahkan di Jawa terdapat pula teks-teks Jawa Kuno yang tidak dikenal di Bali.
        Penelitian ilmiah mengenai sastra Jawa Kuno mulai berkembang pada abad ke-19 awal dan mulanya dirintis oleh Stamford Raffles, Gubernur- Jenderal dari Britania Raya yang memerintah di pulau Jawa. Selain sebagai seorang negarawan beliau juga tertarik dengan kebudayaan setempat. Bersama asistennya, Kolonel Colin Mackenzie beliau mengumpulkan dan meneliti naskah-naskah Jawa Kuno.
Mengenai istilah Jawa Kuno
         Istilah sastra Jawa Kuno agak sedikit rancu. Istilah ini bisa berarti sastra dalam bahasa Jawa sebelum masuknya pengaruh Islam atau pembagian yang lebih halus lagi: sastra Jawa yang terlama. Jadi merupakan sastra Jawa sebelum masa sastra Jawa Pertengahan. Sastra Jawa Pertengahan adalah masa transisi antara sastra Jawa Kuno dan sastra Jawa Baru. Di dalam artikel ini, pengertian terakhir inilah yang dipakai.
        Tradisi penurunan Sastra Jawa Kuno yang terlestarikan sampai hari ini sebagian besar diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin ulang berkali-kali. Sehingga mereka jarang yang tertulis dalam bentuk asli seperti pada waktu dibuat dahulu, kecuali jika ditulis pada bahan tulisan yang awet seperti batu, tembaga dan lain-lain. Prasasti tertua dalam bahasa Jawa Kuno berasal dari tahun 804, namun isinya bukan merupakan teks kesusastraan. Teks kesusastraan tertua pada sebuah prasasti terdapat pada Prasasti Siwagreha yang ditarikh berasal dari tahun 856 Masehi. Sedangkan naskah manuskrip tertua adalah sebuah naskah daun nipah yang berasal dari abad ke-13 dan ditemukan di Jawa Barat. Naskah nipah ini memuat teks Kakawin Arjunawiwaha yang berasaldari abad ke-11.
Tinjauan umum
         Banyak teks dalam bahasa Jawa Kuno yang terlestarikan dari abad ke-9 sampai abad ke-14. Namun tidak semua teks-teks ini merupakan teks kesusastraan. Dari masa ini terwariskan sekitar 20 teks prosa dan 25 teks puisi. Sebagian besar dari teks-teks ini ditulis setelah abad ke-11.
Puisi Jawa lama
Daftar Karya Sastra Jawa Kuno dalam bentuk prosa :
1.Candakarana
2.Sang Hyang Kamahayanikan
3.Brahmandapurana
4.Agastyaparwa
5.Uttarakanda
6.Adiparwa
7.Sabhaparwa
8.Wirataparwa, 996
9.Udyogaparwa
10.Bhismaparwa
11.Asramawasanaparwa
12.Mosalaparwa
13.Prasthanikaparwa
14.Swargarohanaparwa
15.Kunjarakarna
 
Candakarana
         Candakarana adalah semacam kamus atau bisa juga disebut ensiklopedia Jawa Kuna dan versinya yang paling awal kira-kira ditulis pada abad ke-8 Masehi.
Para pakar menduga periode yang sangat awal ini karena kitab ini memuat nama Syailendra. Sedangkan raja Syailendra yang membangun candi Borobudur ini diperkirakan memerintah pada akhir abad ke-8 Masehi.
 
Sang Hyang Kamahayanikan
          Sang Hyang Kamahayanikan adalah sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Di bagian belakang disebut nama seorangraja Jawa, yaitu Mpu Sendok, yang bertakhta di Jawa Timurmulai dari tahun929 sampai tahun 947 Masehi.isinya mengenai pelajaran agama Buddha Mahayana. Kebanyakan mengenai susunan perincinan dewa-dewa dalam mazhab Mahayanaan kerapkali cocok dengan penempatan raja-raja Buddha dalam candi Borobudur. Selain itu ada pula tentang tatacara orang bersamadi.
 
Brahmandapurana
         Brahmandapurana adalah sebuah karya sastra Jawa Kuna berbentuk prosa. Karya sastra ini tidak memuat penanggalan kapan ditulis dan oleh perintah siapa. Tetapi dilihat dari gaya bahasa kemungkinan berasal dari masa yang sama dengan Sang Hyang Kamahayanikan. Namun ada perbedaan utama, yaitu Sang Hyang Kamahayanikan adalah kitab kaum penganut agama Buddha Mahayana sedangkan Brahmandapurana ditulis untuk dan oleh penganut agama (Hindu) Siwa.
I         sinya bermacam-macam, seperti cerita asal-muasalnya dunia dan jagatraya diciptakan, keadaan alam, muncul empat kasta (brahmana, ksatria, waisya dan sudra), tentang perbedaan tahap para brahmana (caturasrama) dan lain-lain.
 
Agastyaparwa
         
Agastyaparwa adalah sebuah karya sastra Jawa Kuna berbentuk prosa. Isinya mirip Brahmandapurana. Meski Agastyaparwa tertulis dalam bahasa Jawa Kuna, namun banyak disisipi seloka-seloka dalam bahasa Sansekerta.
Isinya mengenai hal-ikhwal seorang suci yang disebut sang Dredhasyu yang berdiskusi dan meminta pengajaran kepada ayahnya sang bagawan Agastya. Salah satu hal yang dibicarakan adalah soal mengapa seseorang naik ke surga atau jatuh ke neraka.
 
Uttarakanda
          Uttarakanda adalah kitab ke-7 Ramayana. Diperkirakan kitab ini merupakan tambahan. Kitab Uttarakanda dalam bentukprosa ditemukan pula dalam bahasa Jawa Kuna. Isinya tidak diketemukan dalam Kakawin Ramayana. Di permulaan versi Jawa Kuna ini ada referensi merujuk ke prabu Dharmawangsa Teguh.
Isi
• Cerita Rahwana
o Terjadinya para raksasa, nenek moyang Rahwana atau
Rawana
o Cerita Serat Arjunasasrabahu
• Cerita Dewi Sita
o Pembuangan Sita di hutan, karena sudah lama tidak di sisi
Rama
o Kelahiran Kusa dan Lawa di pertapaan di hutan
o “Kematian” Sita Adiparwa
Adiparwa (Sansekerta ) adalah buku pertama atau bagian (parwa) pertama dari kisahMahabha rata. Pada dasarnya bagian ini erisi ringkasan keseluruhan cerita Mahabharata, kisah-kisah mengenai latar belakang ceritera, nenek moyang keluargaBhara ta, hingga masa muda Korawa danPandawa). Kisahnya dituturkan dalam sebuah cerita bingkai dan alur ceritanya meloncat-loncat sehingga tidak mengalir dengan baik. Penuturan kisah keluarga besar Bharata tersebut dimulai dengan percakapan antara Bagawan Ugrasrawa yang mendatangi Bagawan Sonaka di hutan Nemisa
         Itulah sedikit tentang Sastra jawa kuno, yang saya referensi dari Wikipedia. Semoga bermanfaat lan migunani dumateng kula lan pajenengan sedoyo. Salam saking Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

7 Dec 2011

Kota Reog yang semakin elok, di Ponorogo

Masjid agung ponorogo.
       Sudah berkali-kali mungkin diri ini berkunjung ke tetangga kabupaten, kota Reog, Ponorogo. Tetapi belum sempat tangan ini mengetikkan kata-kata indah nan dibumbui fakta serta beradu antara subjek serta objek, agar menjadi sebuah karya yang menggugah (bukan membangunkan orang tidur), terlebih bermanfaat untuk yang lain. Kali ini saya akan bercerita sedikit yang saya tahu tentang Kota Ponorogo, di selatan kabupaten saya, Magetan. Saya masih ingat ketika saya beberapa kali bermain ke Ponorogo pada malam hari di waktu SMA dahulu, itupun dengan kawan. Cukup menarik hati, karena memiliki karakteristik berbeda dengan kota-kota lain yang sudah saya kunjungi kawan. Di kota Reog ini sangat memiliki lingkungan nan hijau, walau masih terkesan lebih panas dari Magetan karena bukan daerah pegunungan.
        Ketika melakukan perjalanan ke Pacitan, saya mampir dulu kerumah saudara se jurusan TI (teknik informatika) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang angkatan 2009. Dan juga saudara se kakek nabi Adam AS dan nenek Siti Hawa. Rifki Baidhowi namanya, bermata empat pula, tapi tak berkaki empat kawan. Rumahnya, rumah orangtuanya dekat dengan terminal Ponorogo, yang jalannya memenuhi standar jalan persawahan dahulunya. Tetapi waktu itu subhanallah, licin sekali kawan, tapi belum selicin lidah manusia. Disana saya menyerahkan STNK sepeda motor bukan merk Indonesia *tak saya sebutkan, krn kan lagi galakkan “cinta produk dlm negeri”. :D,,, Sambil pinjam stik PS untuk main PES di pacitan. ~> baca Potensi yang belum terpotensikan.
        Lalu saya melewati kota yang didiami pondok pesantren modern “DARUSSALAM, GONTOR”. Jalanan memang belum terlalu bagus dan terlalu luas, dibandingakan dengan jalan-jalan jalur utama lainnya. Saya masih ingat di Ponorogo ini terdapak kampung miskin, karena penduduk disuatu kampung terlalu banyak orang yang berada dibawah garis kemiskinan. Ada pula kampung idiot, dimana kebanyakan orangnya disuatu kampung memiliki keterbelakangan mental, bahasa kerennya idiot. Tapi saya menemui beberapa putra daerahnya punya kemampuan diatas rata-rata kawan. Walaupun Cuma bisa dikatakan itu sebagai sample, ramahnya juga masih ada kawan, ketika saya bertanya dan bertamu sambutannya memang orang jawa banget.
        Saya masih teringat dengan telaga ngebel, lalu naik ke atas di air terjunnya. Memang subhanallah pokoknya, telaga yg luas penuh dengan ikan-ikan nan enak tentunya kalau dibakar ditambah bumbu-bumbu mantap. Air terjun yang sudah lama pula tak saya kunjungi, masih teringat disana ketika menikmati percikan air, berjalan dibawah dedaunan pohon kopi. Selain itu juga ada kebun binatang mini, diatas telaga. Ada rusa dan merak yang pernah saya sentuh dan saya foto tentunya, sebagai kenang-kenangan dan bibit pembelajaran fotographi. ^_^
        Ada pula alun-alun nan sangat luas dan ramai dengan mainan, makanan, jualan, dan serba-serbinya, apalagi untuk malam harinya. Adapula masjid agungnya, Nampak sudah lama, jika melihat di dalamnya, tapi diluarnya mungkin sudah dipugar, nyaman sekali beribadah disana kawan. Kantor DPRD yang lebih mirip dengan kantor pencakar langit, atau hotel ini menjadi ikon pula untuk kota Ponorogo disamping ada patung singa semacam yang ada di singapura. Dilihat dari peta, kabupaten ini cukup luas, memiliki perbatasan langsung dengan jawa tengah pula. Daerahnya lebih luas adalah daerah pedesaan, sedikit gersang jika memasuki musim kemarau, dan terkadang terkena banjir atau longsor ketika musim penghujan.
        Ponorogo belum saya lumat habis, hanya mampir ke beberapa rumah orang tua temen. Ada bukit-bukit disekitar kotanya, bahkan saya sudah membuat janji untuk suatu saat berjalan-jalan disana kelak. Semoga kelak bisa menepati janji itu, amin… kawan, ponoorogo memang belum lama saya jalan-jalan kesana, tapi potensi budaya dan pemaksimalkan pertanian serta perkebunan memang harus ditingakatkan oleh kaum pemudanya, dan semua elemen. Karena kita negeri agrari dan kaya akan budaya pula. Inilah singkat cerita saya tentang Ponorogo kawan, semoga bermanfaat. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

28 Nov 2011

Pacitan, potensi yg belum terpotensikan.

Pantai Klayar, kabupaten Pacitan.
        Kawan, kembali ke berbagi dalam hunting dalam positngan kali ini. Menikmati indahnya negeri orang itu bagus, menikmati planet sebelah juga sangat mengesankan, apalagi singgah ke galaksi sebelah tentu luar biasa. Tapi tak sebijak dan tak sesederhana serta menyentuh hati, ketika kita menikmati dulu apa yang ada pada diri kita, apa yang ada pada rumah kita, apa yang ada di kota asal kita, dan apa yg ada di sekitar kita, di negeri tercinta Indonesia. Kali ini, saya mbolang “melakukan perjalanan bak orang hilang” ke kota asal presiden RI ke VI yaitu SBY. Yups, inilah pacitan kawan, kota dipojok barat daya jawa timur dan berbatasan langsung dengan jawa tengah. Saya sudah membuat janji sebelumnya dengan saudara saya “aji” (nama lengkapnya wahyu aji nugroho), sebenarnya akrab jg karena main footsall di kampus dan semakin dekat untuk silaturohim.
        Walaupun kabupaten Pacitan dekat dengan kabupaten Magetan (kampung halaman saya), tapi ini adalah pengalaman pertama saya ke pacitan kawan. Pengalaman pertama ini saya siapkan dengan begitu matang, satu cari temen karena pesen ibu “ibu g’terlalu was-was kalau kamu keluar sama temen.” Pake bahasa jawa tentunya kawan. Tapi, Alhamdulillah g’ada temen yang mau jadi patner pada perjalanan kali ini. Alhasil sayapun kembali mbolang sendirian ke pacitan, dengan perlengkapan seadanya dan modal stick PS buat maen game di pacitan, itupun pinjam. Pelajaran kali ini, *jika anda yakin maka jalanlah, jika ragu jangan jalan. Total dalam menentukan langkah itu penting, karena yg akan dilihat adl langkah anda bukan rencana anda. “tyas haryadi”. #subhanallah
        Di pacitan sudah ada saudara Aji dan saudara Bachtiar (anak ngalam) yg sudah sehari yang lalu datangnya. Ternyata jiwanya sama-sama mbolang, sendirian dan belum tahu jalurnya. Sebelum berangkat saya lihat dulu peta jawa timur lewat google map, lalu saya lihat Cuma ada satu jalur dari ponorogo ke Pacitan, tentu selain bantuan penunjuk arah di jalan-jalan kawan. Setelah meluncur dari magetan pukul 9.30n, saya menaiki kuda besi hitam 135cc ke Pacitan kawan, kota seribu goa. Dijalan ketika masuk lika-liku jalan dari Ponorogo menuju pacitan saya dibuat terkagum-kagum dengan pemandangan di kiri dan kanan jalan, subhanallah banget pokoknya.
        Dikiri kanan jalan ada bukit-bukit dari serangkaian pegunungan yang agak kering (waktu itu kemarau), tetapi masih memiliki daya pikat yang tinggi. Bisa juga untuk daerah pertanian tanaman obat, dan tanaman lain sebagainya, asal jangan sembako karena kurang cocok. Belum lagi setelah menapakkan kaki di Pacitan, di kiri jalan selalu ada sungai yang indah, bisa untuk wisata serta airnya belum termaksimalkan oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Sayapun sempat berfoto ria disana kawan, keren juga bisa nampang wajah di tanah pacitan walau dg kamera VGA, yg banyak g’jelasnya dari pada jelasnya.
        Setelah sampai di kota pacitan kawan, kesan pertama yang saya tanamkan ketika masuk kotanya adalah “bener ni kota?”. Bukan maksud gimana, tapi memang itu yg menjadi realita, bukan majalah kali ini. Lalu saya berhenti di alun-alun sebentar, sms saudara saya aji kalau saya sudah sampai di alun-alun waktu itu sudah adzan duhur. Setelah sampai dirumah aji (yang tidak jauh dari alun-alun), saya berkenalan dan berbincang-bincang dulu dengan keluarga aji. Satu pelajaran lagi kawan, *jika anda tamu jadilah tamu yang baik yg menghargai tuan rumah (tentu bukan cara menghargai barang yg mau dibeli), dan bersikaplah ramah. Subhanallah, keluarga yang memberikan pelajaran besar kepada saya tentang sebuah tim kerja yang komplit. Aji punya seorang kakak perempuan yang baru saja lulus kuliah, saya lupa kuliah dimana, atau belum tanya malahan? #wah_manusiawi. Ayah aji bekerja sebagai guru dan ibunya buka took didepan rumah.
        Setelah selesai sholat dan makan siang, ini dia kawan bukti silaturohim “ndawakne sembarang kalir”. Tak mungkin kita silaturohim jauh-jauh g’deberi makan, kalau memang g’diberi makan, sungguh teganya. Kami sudah menyusun rencana untuk jalan-jalan ke gua gong, lalu ke pantai klayar yang terkenal masih asri dan indah. Potensi memang luar biasa di pacitan, sebuah kabupaten yang belum terlalu padat menurut saya, tetapi juga masih kurang termaksimalkan perkembangan ekonominya. Puas dengan jalan-jalan dan berfoto ria di goa gong, sedikit membahas goa gong. Goa ini adalah salah satu ikon kota Pacitan, yang dibanggakan sebagai kota 1000 goa. Di goa ini sudah ada sarana yg memadai dimana kipas angin sudah ada didalamnya, sehingga tidak terlalu panas, tetapi tetap memancing keringan apalagi saya adalah produsen keringat tingkat wahid. Lampu-lampu penerang, jadi g’perlu senter lagi, tangga dan pegangan untuk menjaga keamanan.
        Setelah itu kami melewati jalan tunggal yang lumayan berliku, jauh dan lubang disini disana. Tetapi semuanya itu terbayar ketika kami masuk daerah pantai klayar, masuk kami tak bayar karena ada bapaknya saudara Aji. Semua yang nalangin beliau, sebenarnya g’enak tapi sangat diharapkan. Begitu juga ketika masuk goa gong sebelumnya, karena penjaganya adalah teman dari bapaknya aji. Masuk ke daeraha wisata ini lebih mirip dengan pantai di Lombok kawan, walau belum pernah kelombok. Apalagi ketika mencari sudut berbeda ada pemandangan yang mirip dengan pantai di Australia kawan. Subhanallah, ini dia kelebihan dari pantai selatan kawan, baik mulai bali (kuta), jogja (parang tritis), blitar (serang) dan terakhir pacitan (klayar), sementara itu saja dulu yang baru saya datangi kawan. Pemandangan di pantai klayar ini memang luar biasa, selain objek wisata yang baru dibuka juga menjadi ikon baru kota Pacitan selain goa tentunya. Disebelahnya juga ada daerah terasering yang belum termaksimalkan, malahan jadi tempat pacaran, saya lihat sendiri. Ada juga semacam hutan pandan, walau bukan pandan wangi tetapi cukup menarik jika dijadikan objek wisata kawan atau dihasilkan untuk kerajinan.
        Setelah selesai berfoto ria sampai tempat ombak paling tinggi, kami sholat ashar berjamaah dulu. Poin pembelajaran *jika anda berada dimanapun selalu rajinlah, rajin kepada sang pencipta itu yang pertama, nanti pasti bakal keberkahan yang menyertai anda*. benar saja, setelah selesai solat ashar, lagi-lagi kami makan gratisan di traktir bapaknya aji. Saya dan bahtiar sedikit debat dibelakang, tapi tak apalah itung2 menghormati tuan rumah serta kesempatan buat keluarga Aji banyak sedekah, sedekahnya sama orang-orang baik macam kita lagi, #weleh. Dan kami selesai dari jalan-jalan langsung pulang kerumah aji, guna nonton Indonesia vs Qatar malam harinya dan Alhamdulillah Indonesia kalah 0-2. Lalu kami lanjutkan pertandingan PES (pro evolution soccer) yang dilakukan bertiga, ternyata kali ini si bachtiar yang jadi juara. Inilah kawan sebuah kenikmatan kehidupan kalau selalu kita lalui dengan tersenyum dan penuh hikmah.
         Keesokan harinya kami berjalan-jalan ke trenggalek dan juga ponorogo, sebelumnya kami mampir dahulu kerumah masa kecil pak SBY (presiden RI ke 6). Yups rumah sederhana yang memberikan banyak pelajaran disana, dan disana saya menuliskan. “saya akan menjadi RI1 jg pak, tunggu estafet yang akan sampai ke tangan saya!” inilah kawan sedikit tentang kota pacitan yang punya banyak sekali potensi, mulai dari bukit-bukit yang bisa menjadi ciri khas, rumah tinggal, penghasil pertanian sampai tempat wisata. Tetapi memang pacitan masih butuh tenaga-tenaga muda, jiwa-jiwa pemimpin untuk mengembangkan daerah ini agar terpotensikan. Demikian kisah singkat kali ini, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

18 Nov 2011

Bertambah tapi Berkurang.

Umur
Satu kata banyak arti
Menjadi kata yang selalu berarti
Panjang pendeknya siapa yang tahu?
       Ketika genap membuat diri bahagia
       Layaknya mendapat sebuah piala
       Tapi itulah piala hati, bak kemenangan piala dunia
       Dan indah jika kau dengar kata selamat serta doa pada waktunya
Usia
Dalam awal tangis, akankah berakhir tangis
Yang dimulai senyum, semoga ditutup pula dalam senyum
Dan sekarang anggaplah masih bisa hidup seribu tahun, dalam karya, dalam guna

       Sesuatu yang dihitung, tapi kadang tak terhitung
       Sesuatu yang indah, jika dilalui dengan rasa syukur
       Itulah yang bertambah dan berkurang
       Inilah yang berkurang dalam penambahan
Umurmu, umurku,
Usiamu, usiaku.


Sebuah puisi mengingatkan akan maknawi umur kita kawan, dan sebagai kado ulang tahun serta doaku bagi semua yang berulang tahun, serta sebuah penepatan janji akan membuat sebuah puisi. Sebuah karya yang tak pernah ingin terhenti dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi…. ^_^

Mengais Rupiah dari Blog.

maksimalkan blog untuk dapat duit.
       Blog adalah sesuatu yang sudah mendarah daging bagi para pemuda sekarang, bahkan blog juga merambah pada usia dewasa dan tua. Dengan berbagai tujuan dan isi, tetapi kali ini mari kita membahas tentang mengais Rupiah dari blog. Kenapa saya pilih rupiah, bukan dolar? Ah, sudah kaga’musimnya kita pake mata uang tetangga jauh kawan, sudah waktunya mata uang sendiri Berjaya dinegeri sendiri. #wuih,
        Sekarang cukup dengan koneksi internet yang langganan perhari Rp2.500,- atau masuk WARNET, kita sudah menjelajah kemana saja (dunia maya tentunya, kan tarifnya beda dg pesawat terbang). Dan bisa menghasilkan lebih banyak lagi dana, walaupun hanya buka blogger.com , wordpress.com , multiply.com dan lain sebagainya. Dengan mengisi artikel yang menjadi hobi, pelajaran, tugas-tugas, pekerjaan, sampai daftar pustaka. Dan yang memang menggoda adalah bagaimana kita bisa mendapatkan uang dengan sangat mudah, yaitu dari iklan-iklan (baik yg pay per clik, bukan pay per detik kawan). Untuk yang di Indonesia sudah mulai banyak grup-grup blogger yang tujuannya adalah menampung para pecinta blogging untuk mendapat dana. Semisal www.kumpulblogger.com yang memberikan setiap kliknya Rp300,-sampai Rp350,-. Ada pula di kota banyuwangi yaitu www.minakjinggo.com , masih ada pula di Kota Magetan ada juga www.bloggermagetan.com , dan lain sebagainya.
        Lalu, apakah Cuma itu saja kawan? Tidak! Saya termasuk orang yang kurang hobi bila bermain dengan iklan pay per clik ini. Tetapi saya juga mendukung saudara-saudara setanah air yang mengembangkan blognya dengan cara ini. Tawaran saya adalah bagaimana kita jadi pedagang dengan blog, dagang apakah itu? Dagang barang atau jasa, kalau dagang duit juga kaga’apa-apa boy. ^_^,,, berdagang produk sendiri, tentu setiap individu punya kelebihan yang kebanyakan unique, dan tidak dimiliki oleh orang lain. Inilah yang layak dijual kawan, mari kita lihat beberapa orang sukses yang berhasil menghasilkan rupiah dari blog.
        Ada raditya dika, yang menjual tulisannya lewat blog, ada pula obama yang menjual popularitas melaui blog. Dan selanjutnya tentu anda, yang bisa menjual tempe, tahu, klip-klip music anda, kumpulan puisi, artikel, karya ilmiah, sampai penemuan-penemuan spektakuler. Atau kalimat-kalimat sederhana yg semuanya memang layak dijual, bahkan kalau anda seorang fotographer. Karena saya juga menjual beberap promosi saya, seperti popularitas saya yang ingin menjadi DPRD th2014 magetan dengan membuat blog visit magetan. Dan saya juga menjual sebuah usaha Cah Magetan Studio agar juga bermanfaat bagi yang lain. Sekian semoga bermanfaat kawan, mari mengais rupiah dari blog. Sekian dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^

13 Nov 2011

Apa adanya, ada Apanya

aku adalah pesastra, dari tempat mulia, surga.
dan kemudian dibuang kebumi karena dosa.
aku penerus chairil anwar, yang mengaku binatang jalang.
yang berkarya dalam 7th sisa umurnya.
regenerasi goenawan mohammad, pesastra Indonesia.
dan aku masih 20th saat deklarasi itu.
      aku sang imajinator yang visioner, penerus bung karno dan melebihi albert einstein.
      yang jalan-jalan ke galaxy sebelah,
      melihat bumi purnama dari bulan.
      Bermain air di mars, numpang solat di Pluto.
      dan kembali ke negeriku tercinta, Indonesia.

ku seperti tukang becak,
bekerja keras seharian, lalu pulang dipetangnya untuk bertemu keluarga.
tak butuh berjuta-juta, hanya butuh untuk memenuhi perut ini, melihat keluarga tersenyum
memberi yang terbaik utuk penerusku, memberi terbaik untuk bangsaku.

      ku tak mampu sediktator soeharto,
      tapi ku ingin lebih visioner dan murah senyum dari beliau.
      sedikit bicara, walau kalo bicara susah berhentinya.
      selalu tersenyum, apapun keadaannya,

dan akulah sang penggembala.
diam dalam senyum, berpikir dalam melangkah.
selalu berguna untuk yang lain, selalu bisa membuat orang lain tersenyum, kesuksesan dunia.
mati khusnul khotimah, kesuksesan haqiqi.
sederhana, apa adanya, ada apanya.


puisi kesekianku, yang berjudul "Apa adanya, ada Apanya", semoga bermanfaat kawan. salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi.... ^_^

Caraku dan Ajakanku untuk Mencintai Indonesia

Kenali dan cintai negeri ini.
       Indonesia adalah sebuah Negara besar, Negara kepulauan, Negara agraria, Negara yang memiliki lambang garuda dan Negara kita. Sebagai warga Negara tentu setiap individu punya cara sendiri untuk menunjukkan kecintaan kepada tanah airnya. Begitu pula dengan saya, anak pinggiran kabupaten Magetan, yang ingin menunjukkan bagaimana cara saya untuk mencintai negeri ini. Jika berbicara kata cinta, tentu kita harus memahami dahulu apa itu cinta? Cinta adalah sesuatu yang berawal dari hati, mempengaruhi pola pikir di otak dan teraplikasi oleh tindakan, ucapan, serta sifat kita sebagai individu.
         Cinta itu memang sangat indah, cinta itu membuat yang buruk menjadi indah, keluarnya darah seperti keluarnya keringat. Dengan mencintai negeri ini, buruknya negeri ini menjadi suatu keindahan untuk pribadi kita. Buruknya sikap pemuda menjadi sebuah tantangan untuk merubah berpikirnya para pemuda di negeri ini. Bencana dimana-mana menjadi sesuatu yang menjadi khasnya negeri ini, belum tentu dinegara lain juga terus-terusan kena musibahkan? Apapun, asalkan itu di negeri ini, maka akan tetap indah. Itulah sedikit hal tentang bagaimana sebuah rasa cinta Indonesia.
        Bagaimana saya mencitai Indonesia? Inilah cara saya untuk mencintai Negara tumpah darah, Negara tempat saya terlahir, dan saya harapkan disini pula saya kelak mati. Saya mencintai Indonesia saya mulai dari hati, saya memulainya dari apa yang saya rasakan. Mencintai Indonesia karena apa yang ada di hati ini, bukan hanya menang dan kalah, bukan karena kaya dan miskin, bukan karena didukung atau dihina. Hati adalah pondasi dasar, sesuatu yang akan sangat berharga, karena dari hati itu sesuatu yang bisa mengubah segala hal.
        Dalam hal ini, saya mencintai Indonesia dengan tiga M. yaitu memulai dari diri sendiri (hati), memulai dari hal-hal sederhana, dan mulai sekarang juga. Kenapa kok tiga M? M yang pertama adalah memulai dari diri sendiri, saya masih ingat ketika seorang bijak berkata “jika anda ingin mengubah dunia, maka mulailah mengubah diri anda sendiri!”. Dalam hal ini, mencintai negeri ini adalah sesuatu yang mulia dan pastinya akan memperngaruhi semua peduduk negeri ini, bisa jadi! Karena ketika kita mengawali hal-hal itu dari diri sendiri itu akan menjadi nilai plus, agar orang lain mengikuti kita, apa yang kita kerjakan, dan apa yang kita kerjakan. Sehingga cinta kepada Indonesia mampu menyebar dengan lebih cepatnya. “orang pertama yang harus berubah adalah orang yang saya lihat di cermin!”, begitu pula kata alm. Michael jakson. Jadi, saya mencintai Indonesia dengan memulainya dari diri sendiri.
        Setelah M yang pertama lalu lanjutkan dengan M yang kedua, yaitu mulai dari hal-hal sederhana. Karena pemimpin besar adalah mereka yang tidak lupa akan hal-hal kecil dan memulai sesuatu dari hal-hal kecil pula. Bisa saja kita sering-sering mendengarkan lagu nasional, menonton timnas waktu bertanding, menyandang kaos bertuliskan Indonesia, sampai selalu merasa bangga dengan negeri ini. Sebuah hal besar itu berasal dari hal kecil, sederhana tapi luar biasa. Sesekali wallpaper handphone kita pakailah bendera merah putih, atau lambang garuda, pancasila, dan segala hal tentang Indonesia. Begitu juga dengan background laptop kita, sesekali harus ada waktunya ada penyemangat untuk negeri. Apalagi waktu ada hari-hari besar, wajib kita memberi sebuah apresiasi walau itu hanya dengan kata “selamat”.
        Memulai dengan hal kecil juga bisa diaplikasikan dengan mencintai Indonesia sebagai bumi yang harus dijaga. Mengambil sampah kita sendiri lalu memasukkannya ke tong sampah juga menjadi bukti kecintaan kita. Seperti sebuah motto “buanglah sampah disembarang tempat sampah”. Dengan membeli produk-produk dalam negeri, juga menjadi sebuah bukti kecintaan kita kepada Negeri ini, Indonesia. Cukuplah kita mulai dengan hal-hal kecil yang kelak menjadi luar biasa.
        M yang terakhir adalah mulai sekarang juga. Waktu yang paling baik untuk memulai suatu hal adalah mulai sekarang juga. Mencintai Indonesia (entah kita sudah mendarah dagingkan, atau belum sama sekali), patut mulai detik ini kita evaluasi kembali. Kita harus semakin mencintai Indonesia mulai sekarang, saat ini, detik ini dan dengan kedipan mata ini. Siapa tahu, besok-besok kita akan mati, bahkan siapa tahu, semenit lagi kita sudah tiada. Karena menunda-nunda suatu hal adalah menumpuk masalah pada keesokan harinya. Masihkah kitra mau menumpuk-numpuk cinta yang tak keturutan di waktu yang akan datang?
        Beginilah caraku, dan ajakanku mencintai Indonesia. Cukup dengan tiga M, memulai dari diri sendiri (from heart), mulai dari hal-hal kecil (sederhana dan menghasilkan sesuatu yang luar biasa), serta mulai sekarang juga (mulai detik ini, karena siapa tahu didetik berikutnya kita akan mati). Demikian kawan, semoga yang saya awali dari tulisan untuk diri sendiri ini, dari hal sederhana berupa dokumen dengan font Arial, size 12 ini, dan saya awali sekarang bisa bermanfaat kawan. Salam dari Sang penggembala, Tyas Haryadi ^_^

5 Nov 2011

Ibu, ini aku sekarang

Ku rindu seorang sosok
Yang meneteskan air matanya untukku
Diam, tersenyum, berdoa, berusaha, dan selalu disampingku
Menyelimutiku disaat tertidur tanpa baju
       Ibu
       Ku ingat kau sabar memandikanku
       Disaat badanku penuh luka
       Padahal hatimu terluka dengan kataku

Maafkan, dan lihatlah pengabdianku
Padamu, pada ayahku, adikku dan keluarga besarku
Ku berusaha berdiri di tanahku
Jalanku, dan menggapai mimpiku

       Karena aku anakmu, yang kecil dahulu
       Yang kau banggakan karena ompolnya
       Di ingat tetangga karena pipi tembem waktu kecilnya
       Anak nak imut itu sekarang berusaha besar
Besar bersama agama, nusa bangsa dan tanah airnya
Ibu, aku adalah individu yang selalu ingin besar
Bukan membesarkan diri, tapi besarnya orang disekelilingku
Ibu, jangan dulu kau bertanya tentang tulang rusukku
Aku yakin, tulang rusuk itu sedang menantiku
Kami akan punya rumah sederhana, nan bahagia
Dengan tanaman hijau di halaman, tawa & tangis si kecil
Kan ku jaga, karena dia adalah calon ibu pula, dari anak-anakku.
Inilah kata anak yang berusaha besar kepada ibunya.


sebuah puisi yang mulai dikatakan anak ketika mulai mandiri, tapi masih sangat merindu karena rasa bakti kepada ibunya. semoga bermanfaat, dr Sang Penggembala Tyas Haryadi... ^_^

31 Oct 2011

Kisah Nabi Syu'aib AS.

        Kisah Nabi Syu’ib ini dirangkum bersama Kaum Madyam, kaumnya Nabi Syu'ib, adalah segolongan bangsa Arab yang tinggal di sebuah daerah bernama "Ma'an" di pinggir negeri Syam. Mereka terdiri dari orang-orang kafir tidak mengenal Tuhan Yang Maha Esa. Mereka mentembah kepada "Aikah" iaitu sebidang padang pasir yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanam-tanaman. Cara hidup dan istiadat mereka sudah sgt jauh dari ajaran agama dan pengajaran nabi-nabi sebelum Nabi Syu'aib a.s.
        Kemungkaran, kemaksiatan dan tipu menipu dalam pengaulan merupakan perbuatan dan perilaku yang lumrah dan rutin. Kecurangan dan perkhianatan dalam hubungan dagang seperti pemalsuan barang, kecurian dalam takaran dan timbangan menjadi ciri yang sudah sebati dengan diri mereka. Para pedagang dan petani kecil selalu menjadi korban permainan para pedagang-pedagang besar dan para pemilik modal, sehingga dengan demikian yang kaya makin bertambah kekayaannya, sedangkan yang lemah semakin merosot modalnya dan semakin melarat hidupnya.
        Sesuai dengan sunnah Allah sejak Adam diturunkan ke bumi bahwa dari waktu ke waktu bila manusia sudah lupakan kepada-Nya dan sudah jauh menyimpang dair ajaran-ajaran nabi-nabi-Nya, dan bila Iblis serta syaitan sudah menguasai sesuatu masyarakat dengan ajaran dan tuntutannya yang menyesatkan maka Allah mengutuskan seorang rasul dan nabi untuk memberi penerangan serta tuntutan kepada mereka agar kembali ke jalan yang lurus dan benar, jalan iman dan tauhid yang bersih dari segala rupa syirik dan persembahan yang bathil.
        Kepada kaum Madyan diutuslah oleh Allah seorang Rasul iaitu Nabi Syu'aib, seorang drp mrk sendiri, sedarah an sedaging dengan mrk. Ia mengajak mereka meninggalkan persembahan kepada Aikah, sebuah benda mati yang tidak bermanfaat atau bermudharat dan sebagai gantinya melakukan persembahan dan sujud kepada Allah Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi termasuk sebidang tanah yang mereka puja sebagai tuhan mereka.
Nabi Syu'aib kepada mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan dan kelakukan-kelakuan yang dilarang oleh Allah serta membawa kerugian bagi sesama manusia serta mengakibat kerusakan dan kebinasaan masyarakat. Mereka diajak agar berlaku adil dan jujur terhadap diri sendiri dan terutama terhadap orang lain, meninggalkan perkhianat dan kezaliman serta perbuatan curang dalam hubungan dagang, perampasan hak milik seseorang dan penindasan terhadap orang-orang yang lemah dan miskin.

Diingatkan oleh Nabi Syu'aib akan nikmat Allah dan kurniaan-Nya yang telah memberi mereka tanah subur serta sarana-sarana kemakmuran yang berlimpah-limpah dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan anak cucu yang pesat. Semuanya itu menurut seruan Nabi Syu'aib, patut diimbangi dengan rasa bersyukur dan bersembah kepada Allah Maha Pencipta yang akan melipat gandakan nikmat dan kurnia-Nya kepada orang-orang yang beriman dan bersyukur.
Diingatkan pula Nabi Syu'aib bahwa mrk tidak mahu sedar dan kembali kepada jalan yang benar mengikuti ajaran dan perintah Allah yang dibawanya, nescaya Allah akan mencabut nikmat dan kurnia-Nya kepada mereka, bahkan akan menurunkan azabnya atas mereka di dunia selain seksa dari azab yang menanti mereka kelak di akhirat bila di bangkitkan kembali dari kubur.

Kepada mereka Nabi Syu'aib dikisahkan seksa dan azab yang diturunkan oleh Allah terhadap kaum Nuh, kaum Hud, kaum Saleh dan paling dekat kaum Luth yang kesemua telah menderita dan menjadi binasa akibat kekafiran, keangkuhan dan keengganan mereka mengikuti ajaran serta tuntutan nabi-nabi yang diutus Allah kepada Mereka. Diingatkan oleh Nabi Syu'aib agar mereka beriktibar dan ingat bahwa mereka akan mengalami nasib yang telah dialami oleh kaum-kaum itu jika mereka tetap melakukan persembahan yang bathil serta tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk dan jahat.

Dakwah dan ajakan Nabi Syu'aib disambut oleh mereka terutama penguasa, pembesar serta orang-orang kaya dengan ejekan dan olok-olok. Mereka berkata: "Adakah kerana solatmu, engaku memerintahkan kami menyembah selain apa yang telah kami sembah sepanjang hayat kami. Persembahan mana pula telah dilakukan oleh nenek moyang kami dan diwariskan kepada kami. Dan apakah juga karena solatmu engkau menganjurkan kami meninggalkan cara-cara hidup sehari-hari yang nyata telah membawa kemakmuran dan kebahagian bagi kami bahkan sudah menjadi adat istiadat kami turun temurun. Sungguh kami tidak mengerti apa apa tujuanmu dan apa maksudmu dengan ajaran-ajaran baru yang engkau bawa kepada kami. Sungguh kami menyaksikan kesempurnaan akalmu dan keberesan otakmu!"

Ejekan dan olok-olok mereka didengar dan diterima oleh Syu'aib dengan kesabran dan kelapangan dada. Ia sesekali tidak menyambut kata-kata kasar mereka dengan marah atau membalasnya dengan kata-kata yang kasar pula. Ia bahkan makin bersikap lemah lembut dalam dakwahnya dengan menggugah hati nurani dan akal mereka supaya memikirkan dan merenungkan apa yang dikatakan dan dinasihatkan kepada mereka. Dan sesekali ia menonjolkan hubungan darah dan kekeluargaannya dengan mereka, sebagai jaminan bahwa ia menghendaki perbaikan bagi hidup mereka di dunia dan akhirat dan bukan sebaliknya. Ia tidak mengharapkan sesuatu balas jasa atas usaha dakwahnya. Ia tidak pula memerlukan kedudukan atau menginginkan kehormatan bagi dirinya dari kaumnya. Ia akan cukup merasa puas jika kaumnya kembali kepada jalan Allah, masyarakatnya akan menjadi masyarakat yang bersih dari segala kemaksiatan dan adt-istiadat yang buruk. Ia akan menerima upahnya dari Allah yang telah mengutuskannya sebagai rasul yang dibebani amanat untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kaumnya sendiri.

Kaum Syu'aib akhirnya merasa jengkel dan jemu melihat Nabi Syu'aib tidak henti-hentinya berdakwah bertabligh pada setiap kesempatan dan di mana saja ia menemui orang berkumpul. Penghinaan dan ancaman dilontar kepada Nabi Syu'aib dan para pengikutnya akan diusir dan akan dikeluarkan dari Madyan jika mereka mahu menghentikan dakwahnya atau tidak mahu mengikuti agama adn cara-cara hidup mereka.
Berkata mereka kepada Nabi Syu'aib dengan nada mengejek: "Kami tidak mengerti apa yang kamu katakan. Nasihat-nasihatmu tidak mempunyai tempat di dalam hati dan kalbu kami. Engkau adalah seorang yang lemah fizikalnya, rendah kedudukan dalam pengaulan maka tidak mungkin engkau dapat mempengaruhi atau memimpin kami yang berfizikal lebih kuat dan berkedudukan yang lebih tinggi drpmu. Cuba tidak kerana kerabatmu yang kami segani dan hormati, nescaya engkau telah kami rejam dan sisihkan dari pengaulan kami."

Nabi Syu'aib menjawab: "aku tidak akan hentikan dakwahku kepada risalah Allah yang telah diamanahkan kepadaku dan jgnlah kamu mengharapkan bahwa aku mahupun para pengikutku akan kembali mengikuti agamamu dan adt-istiadatmu setelah Allah memberi hidayahnya kepada kami. Pelindunganku adalah Allah Yang Maha Berkuasa dan bukan sanad kerabatku, Dialah yang memberi tugas kepadaku dan Dia pula akan melindungiku dari segala gangguan dan ancaman. Adakah sanak saudaraku yang engkau lebih segani drp Allah yang Maha Berkuasa?"

Sejak berdakwah dan bertabligh menyampaikan risalah Allah kepada kaum Madyan, Nabi Syu'aib berhasil menyedarkan hanya sebahagian kecil dari kaumnya, sedang bahagian yang terbesar masih tertutup hatinya bagi cahaya iman dan tauhid yang diajar oleh beliau. Mereka tetap berkeras kepala mempertahankan tradisi, adt-istiadat dan agama yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Itulah alasan mereka satu-satunya yang mereka kemukakan untuk menolak ajaran Nabi Syu'aib dan itulah benteng mereka satu-satunya tempat mereka berlindung dari serangan Nabi Syu'aib atas persembahan mereka yang bathil dan adat pengaulan mereka yang mungkar dan sesat. Di samping itu jika mereka sudah merasa tidak berdaya menghadapi keterangan-keterangan Nabi Syu'aib yang didukung dengan dahlil dan bukti yang nyata kebenaran, mereka lalu melemparkan tuduhan-tuduhan kosong seolah-olah Nabi adalah tukang sihir dan ahli sulap yang ulung. Mereka telah berani menentang Nabi Syu'aib untuk membuktikan kebenaran risalahnya dengan memdatangkan bencana dari Allah yang ia sembah dan menganjurkan orang menyembah-Nya pula.

Mendengar tentangan kaumnya yang menandakan hati mereka telah tertutup rapat-rapat bagi sinar agama dan wahyu yang ia bawa dan bahwa tiada harapan lagi akan menarik mereka ke jalan yang lurus serta mengangkat mereka dari lembah syirik dan kemaksiatan serta pergaulan buruk, maka bermohonlah Nabi Syu'aib kepada Allah agak menurunkan azzab seksanya kepada kaum Madyan bahwa wujud-Nya serta menentang kekuasaannya untuk menjadi ibrah dan peringatan bagi generasi-generasi yang mendatang.

Allah Yang Maha berkuasa berkenan menerima permohonan dan doa Syu'aib, maka diturunkanlah lebih dahulu di atas mereka hawa udara yang sangat panas yang mengeringkan kerongkongan karena dahaga yang tidak dapat dihilangkan dengan air dan membakar kulit yang tidak dapat diubati dengan berteduh di bawah atap rumah atau pohon-pohon.
Di dalam keadaan mrk yang sedang bingung, panik berlari-lari ke sana ke mari, mencari perlindungan dari terik panasnya matahari yang membakar kulit dan dari rasa dahaga karena keringnya kerongkong tiba-tiba terlihat di atas kepala mereka gumpalan awan hitam yang tebal, lalu berlarilah mereka ingin berteduh dibawahnya. Namun setelah mereka berada di bawah awan hitam itu seraya berdesak-desak dan berjejal-jejal, jatuhlah ke atas kepala mereka percikan api dari jurusan awan hitam itu diiringi oleh suara petir dan gemuruh ledakan dahsyat sementara bumi di bawah mereka bergoyang dengan kuatnya menjadikan mereka berjatuhan, tertimbun satu di bawah yang lain dan melayanglah jiwa mereka dengan serta-merta.

Nabi Syu'aib merasa sedih atas kejadian yang menimpa kaumnya dan berkata kepada para pengikutnya yang telah beriman: "Aku telah sampaikan kepada mrk risalah Allah, menasihati dan mengajak mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar serta persembahan bathil mereka dan aku telah memperingatkan mereka akan datangnya seksaan Allah bila mereka tetap berkeras hati, menutup telinga mereka terhadap suara kebenaran ajaran-ajaran Allah yang aku bawa, namun mereka tidak menghiraukan nasihatku dan tidak mempercayai peringatanku. Karenanya tidak patutlah aku bersedih hati atas terjadinya bencana yang telah membinasakan kaumku yang kafir itu.'
Kisah Nabi Syu'aib dikisahkan oleh Al-Quran dalam 39 ayat pada 4 surah, di antaranya surah "Asy-Syu'ara" ayat 176 sehingga 191. Demikian singkatnya kawan, semoga bermanfaat, salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^

Kisah Nabi Zulkifli AS.

       Kali ini kita akan membahas Kisah Nabi Zulkifli ‘alaihis salam; Nabi yang Tidak Terlena Kemewahan. Seseorang yang telah ditentukan oleh Allah SWT untuk menjadi nabi dan rasul adalah hamba yang terbaik, sabar dan saleh. Tersebutlah nama Nabi Zulkifli ‘alaihis salam di antaranya. Ayah Nabi Zulkifli bernama Nabi Ayyub ‘alaihis salam. Ibunya bernama Rahmah. Dengan demikian, Nabi Zulkifli masih terhitung cucu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Sebetulnya nama asli Nabi Zulkifli ialah Basyar. Namun karena ia selalu mampu memegang amanat dan janji, maka dijuluki Zulkifli. Secara sederhana, Zulkifli berarti orang yang sanggup.
        Sejak kecil hingga dewasa, Nabi Zulkifli belum pernah berbohong kepada siapapun. Semua janji yang diucapkannya senantiasa ditepati, sehingga teman-teman dan orang-orang sangat senang kepadanya. Selain itu, ia cepat dikenal masyarakat lantaran semua tingkah lakunya mencerminkan kebaikan dan kebenaran. Sikap dan pendiriannya tidak mudah goyah. Emosinya benar-benar terkontrol secara baik. Saat ditimpa cobaan dan mendapat masalah, ia pun menerimanya secara sabar, tanpa mau mengeluh atau cerita ke orang lain. Ia lebih suka curhat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
        Nabi Zulkifli dibesarkan di sebuah negara yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Raja tidak suka mementingkan dirinya. Semua pikiran, tenaga dan harta kekayaannya ditumpahkan demi wilayah dan bangsa yang dicintainya. Wajar bila seluruh rakyatnya hidup makmur dalam suasana kedamaian. Sayangnya raja itu sudah sangat tua dan tidak memiliki keturunan sama sekali. Sang raja sangat bingung dan gelisah mengenai penggantinya kelak, termasuk nasib negara dan warganya.
Nabi Zulkifli Memenangkan Sayembara.
        Berhari-hari sang raja memikirkan persoalan tersebut. Ia pun meminta pertimbangan dan berdiskusi dengan para penasehat istana. Akhirnya ditemukan jalan keluar terbaik, yakni mengadakan sayembara terbuka. Dalam tempo cepat pengumuman sayembara sudah tersebar ke seluruh daerah kekuasaannya. Di antara materi sayembara itu ialah untuk memberi kesempatan kepada seluruh rakyatnya agar bisa memimpin negaranya. Adapun caranya, rakyat diminta hadir di halaman istana yang luas pada hari dan waktu yang telah ditentukan.
Saat yang ditunggu tiba. Sejak pagi hari rakyat berbondong-bondong datang memenuhi alun-alun istana untuk mengikuti sayembara. Nabi Zulkifli ada di antara kerumunan massa. Mereka harap-harap cemas menanti kemunculan raja di panggung utama. Beberapa dari mereka ada yang percaya diri dan yakin akan bisa duduk di atas singgasana menggantikan raja. Setelah para pengawal istana berusaha menenangkan rakyat, raja baru menampakkan diri dengan baju kebesarannya. Spontan terdengar gemuruh tepuk tangan menandai rasa hormat dan cintanya terhadap raja.
Raja berdiri di mimbar. Ia memandangi lautan manusia yang telah menyemut dan menanti pernyataannya. Rakyat terdiam, suasana hening. “Wahai seluruh rakyat yang aku cintai, seperti diketahui, kini aku sudah lanjut usia. Aku pun tidak mempunyai keturunan yang bisa meneruskan kejayaan kerajaan ini. Sementara aku tidak akan lama lagi berada di antara kalian. Sebagaimana yang berlaku selama ini, titah raja selalu dituruti dan tingkah lakunya diikuti rakyatnya. Maka dari itu, aku akan mengambil salah satu dari kalian yang terbaik. Sebagai persyaratan utama, orang yang akan menempati posisiku adalah orang yang pada siang hari melakukan puasa dan malam hari mengerjakan ibadah.” Demikian isi pidato raja dengan nada bicara yang tegas dan berwibawa.
Seusai memberikan penjelasan, raja mempersilakan rakyatnya yang merasa sanggup dengan persyaratannya agar mengangkat tangannya. Namun setelah ditunggu beberapa lama, tidak ada seorang pun yang berani mengacungkan jarinya. Bagi mereka, ketentuan itu jelas sangat berat. Tiba-tiba Nabi Zulkifli mengangkat tangan, melangkah ke hadapan raja, kemudian berkata dengan mantap tapi tetap rendah hati, “Maaf baginda, kiranya hamba sanggup menjalankan puasa pada siang hari dan mengerjakan ibadah pada malam hari.”
Semua yang hadir terkejut, tak terkecuali raja. Raja tidak yakin kepadanya mengingat usia Nabi Zulkifli masih sangat muda. Raja mengamati Nabi Zulkifli secara detail dari ujung rambut hingga ujung kaki. Nabi Zulkifli kembali menegaskan, “Wahai paduka, hamba tidak main-main dengan ucapan hamba. Apa yang paduka minta akan hamba laksanakan.” Raja terdiam sejenak, lantas memutuskan untuk mengabulkan permohonan Nabi Zulkifli. Selang beberapa menit acara sayembara usai. Rakyat membubarkan diri, pulang ke rumah masing-masing.
Nabi Zulkifli Tidak Terlena Kemewahan.
Malam harinya sang raja bisa tidur tenang. Ia senang sebab sudah menemukan putra mahkota. Sejak itu Nabi Zulkifli tinggal di dalam istana menemani kegiatan-kegiatan raja. Namun, kemewahan segala fasilitas istana, kilauan permata, hamparan permadani, dan empuknya ranjang tidur tidak membuat Nabi Zulkifli lupa daratan. Ia tetap menjadi diri sendiri, hidup sederhana seperti dulu. Menjelang detik-detik mangkat, raja berpesan kepada Nabi Zulkifli agar tetap menjalankan persyaratan sepeninggalnya. Nabi Zulkifli pun bersumpah akan menjaga amanat tersebut hingga akhir hayatnya.
Kewafatan sang raja menimbulkan duka yang mendalam bagi rakyatnya, apalagi bagi Nabi Zulkifli. Mereka berduyun-duyun mengantarkan raja ke peristirahatan terakhirnya. Negeri itu dirundung masa berkabung beberapa hari. Sesuai kesepakatan, kekosongan kursi raja segera ditempati Nabi Zulkifli yang merangkap sebagai hakim. Rakyat sangat berharap pemimpin baru mereka lebih membawa kebaikan, kemakmuran dan kedamaian. Setelah menjadi raja, Nabi Zulkifli mulai mengatur jadwal berpuasa, beribadah serta melayani rakyatnya sepenuh jiwa dan raganya.
Nabi Zulkifli bekerja hampir tidak mengenal waktu, pagi, siang maupun malam. Seluruh kebutuhan dasar rakyatnya dipenuhi. Urusan-urusan mereka diselesaikannya secara baik dan adil, tanpa menimbulkan gejolak atau memunculkan konflik baru. Ia tidak mau membeda-bedakan orang yang meminta uluran tangannya. Semua diperlakukan sama dan dihadapi dengan sabar. Hasilnya, di bawah kepemimpinannya, rakyat bisa hidup senang, tenteram dan bahagia. Selain itu yang paling penting, sejak menjadi raja, Nabi Zulkifli makin bertambah besar ketakwaannya kepada Allah SWT.
Cobaan Bagi Nabi Zulkifli.
Satu malam menjelang Nabi Zulkifli beranjak ke tempat tidur, pintu kamarnya diketuk seorang pembantu istana. Menurut pembantunya, seorang warga datang untuk meminta bantuan Nabi Zulkifli. Nabi Zulkifli kemudian menemuinya dengan sikap ramah. Warga itu segera mengadukan persoalannya sembari menundukkan wajahnya. Ia mengaku baru dirampok di tengah perjalanan. Harta bendanya ludes dirampas orang lain. Nabi Zulkifli mendengarkan penuturannya dengan penuh kesabaran.
Setelah menyimak apa yang disampaikan warga itu, Nabi Zulkifli merasa ada yang ganjil. Sebab, lokasi yang diduga tempat berlangsungnya peristiwa perampokan sesungguhnya kawasan yang aman. Apalagi, di wilayah negerinya selama ini tidak pernah ada tindak kejahatan. Nabi Zulkifli lantas bertanya siapa sebenarnya tamu ini. Warga yang mengaku telah dirampok itu membuka identitas diri bahwa sesungguhnya ia iblis yang menyerupai manusia. Tujuan kedatangannya hanya ingin menguji dan membuktikan kesabaran, kebaikan dan kesalehan Nabi Zulkifli. Tidak sampai lima menit, iblis itu pun cepat-cepat menghilang dari hadapan Nabi Zulkifli.
Lain waktu Nabi Zulkifli mendapat cobaan. Sekelompok orang yang durhaka kepada Allah SWT membuat ulah di dalam negerinya. Nabi Zulkifli memerintahkan pasukan dan rakyatnya supaya memerangi mereka. Namun, mereka tidak mau mengikuti perintahnya. Alasannya, mereka takut mati akibat peperangan itu. Mereka malah meminta jaminan kepada Nabi Zulkifli agar tidak tewas meski ikut berperang. Nabi Zulkifli tidak marah melihat sikap mereka. Ia segera bermunajat kepada Allah SWT. Akhirnya, dalam peperangan itu mereka memperoleh kemenangan dan tidak satu pun dari mereka yang gugur.***

A. Nabi Zulkifli A.S. Menjadi Raja.
Nabi Zulkifli A.S. adalah anak Nabi Ayyub A.S. Asal nama beliau ialah "Basyar." Sesungguhnya Allah telah mengangkat menjadi rasul dan memasukkannya ke dalam golongan orang yang sabar.
Allah berfirman di dalam Al Qur'an surat AI Anbiyaa' ayat 85-86 yang artinya:
"Ismail, Idris dan Zulkijli adalah orang yang sabar. Dan Kami rahmati mereka, karena mereka adalah orang yang berbuat baik."
Pada suatu hari ada seorang raja dalam suatu kaum yang sudah tua dan tak berdaya. Raja itu akan menyerahkan kekuasaannya kepada orang yang dapat bertanggung jawab dalam menjalankan amanat umat dan orang yang bertaqwa kepada Allah. Pada suatu hari raja terse but mengumpulkan rakyatnya untuk memilih siapa kiranya yang dapat menjadi pengganti, dengan syarat-syarat yang ditentukan. Di hadapan mereka, raja itu berkata: "Siapakah di antara kalian yang sanggup berpuasa pada siang hari dan beribadah pad a malam hari dan senantiasa bersabar, maka kepadanyalah akan aku serahkan kerajaan ini, mengingat umurku yang sudah tua."
Berdirilah seorang pemuda yang bernama Basyar seraya berkata: "Saya tuanku." Kemudian Raja itu berkata lagi: "Siapakah di antara kamu yang sanggup berpuasa pad a siang hari dan beribadah pada malam hari dan senantiasa bersabar, maka kepadanya akan kuserahkan kerajaan ini." Basyar berdiri lagi seraya berkata: "Saya sanggup tuanku."
Demikianlah, berulang-ulang raja itu berkata seperti itu, dan berulang-ulang pula Basyar menjawab seperti itu. Tak seorang pun dari rakyatnya yang berbicara. Mereka tidak ada yang sanggup melakukan amanat itu, kecuali pemuda yang bernama Basyar itu.
Basyar melaksanakan syarat-syarat yang ditentukan. Akhirnya Sang Raja menyerahkan kerajaan itu. Kemudian diubahlah nama Basyar menjadi Zulkifli, artinya orang yang sanggup memegang janji.
Setelah beliau menjadi raja, diaturnyalah waktunya. Waktu yang dipergunakan untuk mengurus umat dan beribadah. Siang hari berpuasa dan malam hari beliau beribadah kepada Allah. Demikianlah hari-hari yang berlaku atas dirinya.
Pada suatu hari ketika beliau hendak tidur, datanglah setan menyerupai manusia menggodanya. la pura-pura hendak mengadukan hal ikhwalnya kepada raja. Dia memohon agar raja sendirilah yang menyelesaikan. Raja tidak marah terhadap tamu itu. Ternyata tamu itu adalah setan yang menggoda raja.
Pada suatu hari terjadilah peperangan di negeri itu. Perang antara pengikut Raja Zulkifli dengan orang yang durhaka kepada Allah. Raja pun menyuruh para pengikutnya untuk berperang. Mereka mau berperang tetapi mereka mengajukan permintaan.
Mendengar perkataan mereka Raja pun bersabar dan berdoa kepada Allah: "Ya Allah, saya telah menyampaikan risalah-Mu kepada mereka, menyuruh mereka berperang tetapi mereka mempunyai permintaan." Dan sesungguhnya Allah telah mengetahui permintaan itu, maka Allah mewahyukan kepada Zulkifli: "Hai Zulkifli, Aku telah mengetahui permintaan mereka dan Aku juga mendengar doamu, dan semua itu akan Aku kabulkan."
Begitulah kesabaran Nabi Zulkifli dalam menghadapi segala urusan. Dia selalu memegang janji. Itulah sebabnya beliau mendapat julukan "Zulkifli."
B. Hikmah yang Terkandung dari Kisah Nabi Zulkifli
1. Nabi Zulkifli nama asalnya adalah Basyar. Beliau diberi julukan Zulkifli karena mampu memegang amanat dan janji. Zulkifli berarti orang yang mampu atau sanggup.
2. Selama menjadi raja, beliau melaksanakan berbagai urusan dengan baik dan senantiasa bersabar.
3. Allah telah menempatkan beliau pad a tempat yang mulia, yaitu dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang sabar dan saleh.
4. Sejak menjadi raja, makin bertambah besar taqwanya kepada Allah S.W.T. 

Kisah Nabi Yusuf AS.

       Kisah Nabi Yusuf diceritakan dalam Al-quran dengan sangat jelas, yaitu pada surat Yusuf. Dan ini sangat menyentuh hati, memberi sebuah penjelasan yang memang harus kita pahami betul dan dalam. Di kisahkan Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya’qub. Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi Ya’qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, terutamanya setelah ditinggalkan iaitu wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun.
        Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya’qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara saudara-saudara Yusuf yang lain, yang merasakan bahawa mereka dianak-tirikan oleh ayahnya yang tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yang lain. Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka.
Saudara-saudara Yusuf mengadakan pertemuan
        Dalam pertemuan rahasia yang mereka adakan untuk merundingkan nasib yang mereka alami dan mengatur aksi yang harus mrk lakukan bagi menyedarkan ayahnya, menuntut perlakuan yang adil dan saksama, berkata salah seorang daripada mereka:” Tidakkah kamu merasakan bahawa perlakuan terhadap kita sebagai anak-anaknya tidak adil dan berat sebelah? Ia memanjakan Yusuf dan menyintai serta menyayangi lebih daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Benyamin sahajalah anak-anak kandungnya dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah lebih tua dan lebih cekap daripada mereka berdua serta kitalah yang selalu mendampingi ayah,mengurus segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya. Kita merasa hairan mengapa hanya Yusuf dan Benyamin saja yang menjadi keistimewaan disisi ayah. Apakah ibunya lebih dekat kepada hati ayah berbanding dengan ibu kita? Jika memang itu alasannya ,maka apakah salah kita? Bahawa kita lahir daripada ibu yang mendapat tempat kedua di hati ayah ataukah paras Yusuf yang lebih tampan dan lebih cekap drp paras dan wajah kita yang memang sudah demikian diciptakan oleh Tuhan dan sesekali bukan kehendak atau hasil usaha kita? Kita amat sesalkan atas perlakuan dan tindakan ayah yang sesal dan keliru ini serta harus melakukan sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta menjengkelkan hati kami semua.”
Seorang saudara lain berkata menyambung:” Soal cinta atau benci simpati atau antipati adalah soal hati yang tumbuh laksana jari-jari kita, tidak dapat ditanyakan mengapa yang satu lebih rebdah dari yang lain dan mengapa ibu jari lebih besar dari jari kelingking. Yang kita sesalkan ialah bahwa ayah kita tidak dpt mengawal rasa cintanya yang berlebih-lebihan kepada Yusuf dan Benyamin sehingga menyebabkannya berlaku tidak adil terhadap kami semua selaku sesama anak kandungnya. Keadaan yang pincang dalam hubungan kita dengan ayah tidak akan hilang, jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan. Dan sebagaimana kamu ketahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang menjengkel hati ini ialah adanya Yusuf di tengah-tengah kita. Dia adalah penghalang bagi kita untuk dpt menerobos ke dalam lubuk hati ayah kita dan dia merupakan dinding tebal yang memisahkan kita dari ayah kita yang sangat kita cintai. Maka jalan satu-satunya untuk mengakhiri kerisauan kita ini ialah dengan melenyapkannya dari tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari pergaulan ayah dan keluarga kita. Kita harus membunuh dengan tangan kita sendiri atau mengasingkannya di suatu tempat di mana terdpt binatang-binatang buas yang akan melahapnya sebagai mangsa yang empuk dan lazat. Dan kita tidak perlu meragukan lagi bahwa bila Yusuf sudah lenyap dari mata dan pergaulan ayah , ia akan kembali menyintai dan menyayangi kita sebagai anak-anaknya yang patut mendapat perlakuan adil dan saksama dari ayah dan suasana rumahtangga akan kembali menjadi rukun, tenang dan damai, tiada sesuatu yang merisaukan hati dan menyesakkan dada.”
Berkata Yahudza, putera keempat dari Nabi Ya’qub dan yang paling cekap dan bijaksana di antara sesama saudaranya:” Kita semuanya adalah putera-putera Ya’qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim, pesuruh dan kekasih Allah. Kami semua adalah orang-orang yang beragama dan berakal waras. Membunuh adalah sesuatu perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak diterima oleh akal yang sihat, apa lagi yang kami bunuh itu atau serahkan jiwanya kepada binatang buas itu adalah saudara kita sendiri , sekandung, sedarah , sedaging yang tidak berdosa dan tidak pula pernah melakukan hal-hal yang menyakitkan hati atau menyentuh perasaan. Dan bahwa ia lebih dicntai dan disayangi oleh ayah, itu adalah suatu yang berada di luar kekuasaannya dan sesekali tidak dpt ditimpakan dosanya kepadanya. Maka menurut fikiran saya kata Yahudza melanjutkan bahasnya ialah dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan Yusuf ialah melemparkannya ke dalam sebuah perigi yang kering yang terletak di sebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti beristirehat memberi makan dan minum kepada binatang-binatang kenderaannya. Dengan cara demikian terdpt kemungkinan bahwa salah seorang daripada musafir itu menemukan Yusuf, mengangkatnya dari dalam perigi dan membawanya jauh-jauh sebagai anak pungut atau sebagai hamba sahaya yang akan diperjual-belikan .Dengan cara aku kemukakan ini ,kami telah dapat mencapai tujuan kami tanpa melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik kami yang tidak berdosa.”
Nabi Yusuf bermimpi
Pada malam di mana para saudaranya mengadakan pertemuan sulit yang mana untuk merancangkan muslihat dan rancangan jahat terhadap diri adiknya yang ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak , mengawang di alam mimpi yang sedap dan mengasyikkan ,tidak mengetahui apa yang oleh takdir di rencanakan atas dirinya dan tidak terbayang olehnya bahwa penderitaan yang akan dialaminya adalah akibat dari perbuatan saudara-saudara kandungnya sendiri, yang diilhamkan oleh sifat-sifat cemburu, iri hati dan dengki.
Pada malam yang nahas itu Nabi Yusuf melihat dalam mimpinya seakan-akan sebelas bintang, matahari dan bulan yang berada di langit turun dan sujud di depannya. Terburu-buru setelah bangun dari tidurnya, ia datang menghampiri ayahnya , menceritakan kepadanya apa yang ia lihat dan alami dalam mimpi.
Tanda gembira segera tampak pada wajah Ya’qub yang berseri-seri ketika mendengar cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia berkata kepada puteranya:” Wahai anakku! Mimpimu adalah mimpi yang berisi dan bukan mimpi yang kosong. Mimpimu memberikan tanda yang membenarkan firasatku pada dirimu, bahwa engkau dikurniakan oleh Allah kemuliaan ,ilmu dan kenikmatan hidup yang mewah.Mimpimu adalah suatu berita gembira dari Allah kepadamu bahwa hari depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan, kebesaran dan kenikmatan yang berlimpah-limpah.Akan tetapi engkau harus berhati-hati, wahai anakku ,janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudaramu yang aku tahu mereka tidak menaruh cinta kasih kepadamu, bahkan mereka mengiri kepadamu karena kedudukkan yang aku berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin. Mereka selalu berbisik-bisik jika membicarakan halmu dan selalu menyindir-nyindir dalam percakapan mereka tentang kamu berdua. Aku khuatir, kalau engkau ceritakan kepada mrk kisah mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan iri-hati mereka terhadapmu dan bahkan tidak mungkin bahwa mereka akan merancang perbuatan jahat terhadapmu yang akan membinasakan engkau. Dan dalam keadaan demikian syaitan tidak akan tinggal diam, tetapi akan makin mambakar semangat jahat mereka dan mengorbankan rasa dengki dan iri hati yang bersemayam dalam dada mrk. Maka berhati-hatilah, hai anakku, jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan didengar oleh mereka.”
Isi cerita tersebut di atas terdapat dalam Al_Quran ,dalam surah “Yusuf” ayat 4 sehingga ayat 10. Yusuf dimasukan kedalam perigi
Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara kandung Yusuf bertemu berundingkan siasat dan merancangkan penyingkiran adiknya yang merupakan saingan yang berat dalam merebut hati si ayah, datanglah mereka menghadapi Nabi Ya’qub ayahnya meminta izin membawa Yusuf berekreasi bersama mereka di luar kota. Berkata juru cakap mrk kepada si ayah: ” Wahai ayah yang kami cintai! Kami berhajat berekreasi dan berkelah di luar kota beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik kami Yusuf turut serta dan tidak ketinggalan , menikmati udara yang cerah di bawah langit biru yang bersih. Kami akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk santapan kami selama sehari berada di luar kota untuk bersuka ria dan bersenang-senang ,menghibur hati yang lara dan melapangkan dada yang sesak, seraya mempertebal rasa persaudaraan dan semangat kerukunan di antara sesama saudara.”
Berkata Ya’qub kepada putera-puteranya: ” Sesungguhnya akan sangat merungsingkan fikiranku bila Yusuf berada jauh dari jangkauan mataku ,apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota ,di lapangan terbuka, yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang banyak berkeliaran di sana .Aku khuatir bahwa kamu akan lengah menjaganya ,karena kesibukan kamu bermain-main sendiri sehinggakan menjadikannya mangsa bagi binatang-binatang buas itu. Alangkah sedihnya aku bila hal itu terjadi. Kamu mengetahui betapa sayangnya aku kepada Yusuf yang telah ditinggalkan oleh ibunya.”
Putera-puteranya menjawab:” Wahai ayah kami! Maskan masuk di akal, bahwa Yusuf akan diterkam oleh serigala atau lain binatang buas di depan mata kami sekumpulan ini? Padahal tidak ada di antara kami yang bertubuh lemah atau berhati penakut. Kami sanggup menolak segala gangguan atau serangan dari mana pun datangnya, apakah itu binatang buas atau makhluk lain. Kami cukup kuat serta berani dan kami menjaga Yusuf sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekejap pun. Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua untuk keselamatannya dan di manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yang mengecewakan ayah mengenai diri Yusuf.”
Akhirnya Nabi yusuf tidak ada alasan untuk menolak permintaan anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi melepaskan Yusuf di tangan saudara-saudaranya yang diketahui mrk tidak menyukainya dan tidak menaruh kasih sayang kepadanya. Ia berkat kepada anak anaknya:” Baiklah jika kamu memang sanggup bertanggungjawab atas keamanan dan keselamtannya sesuai dengan kata-kata kamu ucapkan itu, maka aku izinkan Yusuf menyertaimu, semoga Allah melindunginya bersama kamu sekalian.”
Pada esok harinya berangkatlah rombongan putera-putera Ya’qub kecuali Benyamin, menuju ke tempat rekreasi atau yang sebenarnya menuju tempat di mana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan. Setiba mrk disekitar telaga yang menjadi tujuan , Yusuf segera ditanggalkan pakaiannya dan dicampakkannya di dalam telaga itu tanpa menghiraukan jeritan tangisnya yang sedikit pun tidak mengubah hati abang-abangnya yang sudah kehilangan rasa cinta kepada adik yang tidak berdosa itu. Hati mereka menjadi lega dan dada mrk menjadi lapang karena rancangan busuknya telah berhasil dilaksanakan dan dengan demikian akan terbukalah Hati Ya’qub seluas-luasnya bagi mrk, dan kalaupun tindakan mrk itu akan menyedihkan ayahnya ,maka lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila mrk pandai menghiburnya untuk melupakan dan melenyapkan bayangan Yusuf dari ingatan ayahnya.
Pada petang hari pulanglah mereka kembali ke rumah tanpa Yusuf yang di tinggalkan seorang diri di dasar tegala yang gelap itu, dengan membawa serta pakaiannya setelah disirami darah seorang kelinci yang sengaja dipotong untuk keperluan itu , mrk mengadap Nabi Ya’qub seraya menangis mencucurkan airmata dan bersandiwara seakan-akan dan susah hati berkatalah mrk kepada ayahnya:” Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya hari ini bagi kami ,bahwa kekhuatiran yang ayah kemukakan kepada kami tentang Yusuf kepada kami telah pun terjadi dan menjadi kenyataan bahwa firasat ayah yang tajam itu tidak meleset. Yusuf telah diterkam oleh seekor serigala dikala kami bermain lumba lari dan meninggalkan Yusuf seorang diri menjaga pakaian. Kami cukup hati-hati menjaga adik kami sesuai dengan pesanan ayah, namun karena menurut pengamatan kami pada saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas disekitar tempat kami bermain, kami sesekali tidak melihat adanya bahaya dengan meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami yang tidak dari tempat kami bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata kami. Akan tetapi serigala yang rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf itu, bertindak begitu cepat menggunakan kesempatan lengahnya kami, waktu bermain sehingga tidak keburu kami menolong menyelamatkan jiwa adik kami yang sangat kami sayangi dan cintai itu. Oh ayah! Kami sangat sesalkan diri kami yang telah gagal menempati janji dan kesanggupan kami kepada ayah ketika kami minta izin mambawa Yusuf, namun apa yang hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki yang demikian. Inilah pakaian Yusuf yang berlumuran dengan darah sebagai bukti kebenaran kami ini, walau pun kami merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai kami sekalipun kami berkata yang benar.”
Nabi Ya’qub yang sudah memperolehi firasat tentang apa yang akan terjadi keatas diri Yusuf putera kesayangannya dan mengetahui bagaimana sikap abang-abangnya terhadap Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat apa-apa selain berpasrah kepada takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih, cemas dan marah yang sedang bergelora di dalam dadanya, berkatalah beliau kepada putera-puteranya:” Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan mengikut apa yang dirancangkan oleh syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan suatu perbuatan yang akan kamu akan rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir asapnya yang patut dimintai pertolong-Nya dalam segala hal dan peristiwa.
Isi cerita ini telah dapat dibacakan didalam Al-Quran pada surah “Yusuf” ayat 11 sehingga 18.
Yusuf dijual-beli sebagai hamba sahaya
Yusuf sedang berada di dalam perigi itu seorang diri, diliputi oleh kegelapan dan kesunyian yang mencekam. Ia melihat ke atas dan ke bawah ke kanan dan ke kiri memikirkan bagaimana ia dapat mengangkatkan dirinya dari perigi itu , namun ia tidap melihat sesuatu yang dapat menolongnya. IA hanya dapat melihat bayangan tubuhnya dalam air yang cetek di bawah kakinya. Sungguh suatu ujian yang amat berat bagi seorang semuda Yusuf yang masih belum banyak pengalaman nya dalam penghidupan, bah baru pertama kali ia berpisah dari ayahnya yang sangat menyayangi dan memanjakannya. Lebih-lebih terasa beratnya uijian itu ialah karena yang melemparkannya ke dasar telaga itu adalah abang-abangnya sendiri, putera-putera ayahnya.
Yusuf di samping memikirkan nasibnya yang sedang dialami, serta bagaimana ia menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan sekiranya ia lama tidak tertolong, ia selalu mengenangkan ayahnya ketika melihat abang-abangnya kembali pulang ke rumah tanpa dirinya bersama mereka.
Tiga hari berselang, sejak Yusuf dilemparkan ke dalam perigi, dan belum nampak tanda-tanda yang memberi harapan baginya dapat keluar dari kurungannya, sedangkan bahaya kelaparan sudah mulai membayangi dan sudah nyaris berputus asa ketika sekonyong-konyong terdengar olehnya suara sayup-sayup, suara aneh yang belum pernah didengarnya sejak ia dilemparkan ke dalam telaga itu. Makin lama makin jelaslah suara-suara itu yang akhirnya terdengar seakan anjing menggonggong suara orang-orang bercakap dan tertawa terbahak-bahak dan suara jejak kaki manusia dan binatang sekitar telaga itu.
Ternyata apa yang terdengar oleh Yusuf, ialah suara-suara yang timbul oleh sebuah kafilah yang sedang berhenti di sekitar perigi, di mana ia terkurung untuk beristirehat sambil mencari air untuk diminum bagi mrk dan binatang-binatang mrk. alangkah genbiranya Yusuf ketika keetika ia sedang memasang telinganya dan menengar suara ketua kafilah memerintahkan orangnya melepaskan gayung mengambil air dari telaga itu. Sejurus kemudian dilihat oleh Yusuf Sebuah gayung turun ke bawah dan begitu terjangkau oleh tangannya dipeganglah kuat-kuat gayung itu yang kemudian ditarik ke atas oleh sang musafir seraya berteriak mengeluh karena beratnya gayung yang ditarik itu.
Para musafir yang berada di kafilah itu terperanjat dan takjub ketika melihat bahawa yang memberatkan gayung itu bukannya air, tetapi manusia hidup berparas tampan, bertubuh tegak dan berkulit putih bersih. Mereka berunding apa yang akan diperbuat dengan hamba Allah yang telah diketemukan di dalam dasar perigi itu, dilepaskannya di tempat yang sunyi itu atau dikembalikan kepada keluarganya. Akhirnya bersepakatlah mrk untuk dibawa ke Mesir dan dijual di sana sebagai hamba sahaya dengan harga, yang menurut tafsiran mrk akan mencapai harga yang tinggi, karena tubuhnya yang baik dan parasnya yang tampan.
Setibanya kafilah itu di Mesir, dibawalah Yusuf di sebuah pasar khusus , di mana manusia diperdagangkan dan diperjual-belikan sebagai barang dagangan atau sebagai binatang-binatang ternakan. Yusuf lalu ditawarkan di depan umum dilelongkan. Dan karena para musafir yang membawanya itu khuatir akan terbuka pertemuan Yusuf maka mereka enggan memepertahankan sampai mencapai harga yang tinggi, tetapi melepaskannya pada tawaran pertama dengan harga yang rendah dan tidak memadai. Padahal seorang seperti nabi Yusuf tidak dapat dinilai dengan wang bahkan dengan emas seisi bumi pun tidak seimbang sebagai manusia yang besar dan makhluk Allah yang agung seperti Nabi Yusuf yang oleh Allah telah digariskan dalam takdirnya bahawa ia akan melaksanakan missi yang suci dan menjalankan peranan yang menentukan dalam pengaulan hidup umat manusia.
Nabi Yusuf dalam pelelongan itu dibeli oleh keeetua polis Mesir bernama Fathifar sebagai penawar pertama , yang merasa berbahagia memperoleh sorang hamba yang berparas bagus, bertubuh kuat dan air muka yang memberi kesan bahawa dalam manusia yang dibelikan itu terkandung jiwa yang besar, hati suci bersih dan bahawa ia bukanlah dari kualiti manusia yang harus diperjual-belikan.
Kata Fathifar kepada isterinya ketika mengenalkan Yusuf kepadanya:” Inilah hamba yang aku baru beli dari pelelongan. Berilah ia perlakuan dan layanan yang baik kalau-kalau kelak kami akan memperolehi manfaat drpnya dan memungutnya sebagai anak kandung kita. Aku dapat firasat dari paras mukanya dan gerak-gerinya bahawa ia bukanlah dari golongan yang harus diperjual-belikan, bahkan mungkin sekali bahawa ia adalah dari keturunan keluarga yang berkedudukan tinggi dan orang-orang yang beradab.
Nyonya Fathifar, isteri Ketua Polis Mesir menerima Yusuf di rumahnya, sesuai dengan pesanan suaminya. dilayan sebagai salah seorang daripada anggota keluarganya dan sesekali tidak diperlakukannya sebagai hamba belian. Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dengan keadaan rumahtangga Futhifar. Ia melakukan tugas sehari-harinya di rumah dengan penuh semangat dan dengan kejujuran serta disiplin yang tinggi. Segala kewajiban dan tugas yang diperintahkan kepadanya, diurus dengan senang hati seolah-olah dari perintah oleh orang tuanya sendiri. Demikianlah, maka makin lama makin disayanglah akan Yusuf di rumah Ketua Polis Mesir itu sehingga merasa seakan-akan berada di rumah keluarga dan orang tuanya sendiri.
Tentang isi cerita di atas, dapat dibaca dalam surah “Yusuf” ayat 19 sehingga ayat 21.
Yusuf dalam godaan nyonya Futhifar.
Yusuf hidup tenang dan tenteram di rumah Futhifar, Ketua Polis Mesir, sejak ia menginjakkan kakinya di rumah itu. Ia mendpt kepercayaan penuh dari kedua majikannya, suami-isteri, mengurus rumah-tangga mereka dan melaksanakan perintah dan segala keperluan mrk dengan sesungguh hati, ikhlas dan kejujuran, tiada menuntut upah dan balasan atas segala tenaga dan jerih payah yang dicurahkan untuk kepentingan keluarga. Ia menganggap dirinya di rumah itu bukan sebagai hamba bayaran, tetapi sebagai seorang drp anggota keluarga. demikian pula anggapan majikannya, suami-isteri terhadap dirinya.
Ketenangan hidup dan kepuasan hati yang diperdapat oleh Yusuf selama ia tinggal di rumah Futhifar, telah mempengaruhi kesihatan dan pertumbuhan tubuhnya. Ia yang telah dikurnai oleh Tuhan kesempurnaan jasmani dengan kehidupan yang senang dan empuk di rumah Futhifar, makin terlihat tambah segar wajahnya, tambah elok parasnya dan tambah tegak tubuhnya, sehingga ia merupakan seorang pemuda remaja yang gagah perkasa yang menggiurkan hati setiap wanita yang melihatnya, tidak terkecuali isteri Futhifar, majikannya sendiri, bahkan bukan tidak mungkin bahwa ia akan menjadi rebutan lelaki, andai kata ia hidup di kota Sadum di tengah-tangah kaum Nabi Luth ketika itu.
Pengaulan hari-hari di bawah satu atap rumah antara Yusuf pemuda remaja yang gagah perkasa dan Nyonya Futhifar, seorang wanita muda cantik dan ayu, tidak akan terhindar dari risiko terjadinya perbuatan maksiat, bila tidak ada kekuatan iman dan takwa yang menyekat hawa nafsu yang ammarah bissu. Demikian lah akan apa yang terjadi terhadap Yusuf dan isteri Ketua Polis Mesir.
Pada hari-hari pertama Yusuf berada di tengah-tengah keluarga , Nyonya Futhifar tidak menganggapnya dan memperlakukannya lebih dari sebagai pembantu rumah yang cekap, tangkas, giat dan jujur, berakhlak dan berbudi pekerti yang baik. Ia hanya mengagumi sifat-sifat luhurnya itu serta kecekapan dan ketangkasan kerjanya dalam menyelesaikan urusan dan tugas yang pasrahkan kepadanya. Akan tetapi memang rasa cinta itu selalu didahului oleh rasa simpati.
Simpati dan kekaguman Nyonya Futhifar terhadap cara kerja Yusuf, lama-kelamaan berubah menjadi simpati dan kekaguman terhadap bentuk banda dan paras mukanya. Gerak-geri dan tingkah laku Yusuf diperhatika dari jauh dan diliriknya dengan penuh hati-hati. Bunga api cinta yang masih kecil di dalam hati Nyonya Futhifar terhadap Yusuf makin hari makin membesar dan membara tiap kali ia melihat Yusuf berada dekatnya atau mendengar suaranya dan suara langkah kakinya. Walaupun ia berusaha memandamkan api yang membara di dadanya itu dan hedak menyekat nafsu berahi yang sedang bergelora dalam hatinya, untuk menjaga maruahnya sebagai majikan dan mepertahankan sebagai isteri Ketua Polis, namun ia tidak berupaya menguasai perasaan hati dan hawa nasfunya dengan kekuatan akalnya. Bila ia duduk seorang diri, maka terbayanglah di depan matanya akan paras Yusuf yang elok dan tubuhnya yang bagus dan tetaplah melekat bayangan itu di depan mata dan hatinya, sekalipun ia berusaha untuk menghilangkannya dengan mengalihkan perhatiannya kepada urusan dan kesibukan rumahtangga. Dan akhirnya menyerahlah Nyonya Futhifar kepada kehendak dan panggilan hati dan nafsunya yang mnedpt dukungan syaitan dan iblis dan diketepikanlahnya semua pertimbangan maruah, kedudukan dan martabat serta kehormatan diri sesuai dengan tuntutan dengan akal yang sihat.
Nyonya Futhifar menggunakan taktik, mamancing-mancing Yusuf agar ia lebih dahulu mendekatinya dan bukannya dia dulu yang mendekati Yusuf demi menjaga kehormatan dirinya sebagai isteri Ketua Polis. Ia selalu berdandan dan berhias rapi, bila Yusuf berada di rumah, merangsangnya dengan wangi-wangian dan dengan memperagakan gerak-geri dan tingkah laku sambil menampakkan, seakan-akan dengan tidak sengaja bahagian tubuhnya yang biasanya menggiurkan hati orang lelaki.
Yusuf yang tidak sedar bahwa Zulaikha, isteri Futhifar, mencintai dan mengandungi nafsu syahwat kepadanya, menganggap perlakuan manis dan pendekatan Zulaikha kepadanya adalah hal biasa sesuai dengan pesanan Futhifar kepada isterinya ketika dibawa pulang dari tempat perlelongan. Ia berlaku biasa sopan santun dan bersikap hormat dan tidak sedikit pun terlihat dari haknya sesuatu gerak atau tindakan yang menandakan bahwa ia terpikat oleh gaya dan aksi Zulaikha yang ingin menarik perhatiannya dan mengiurkan hatinya. Yusuf sebagai calon Nabi telah dibekali oleh Allah dengan iman yang mantap, akhlak yang luhur dan budi pekerti yang tinggi. Ia tidak akan terjerumus melakukan sesuatu maksiat yang sekaligus merupakan perbuatan atau suatu tindakan khianat terhadap orang yang telah mempercayainya memperlakukannya sebagai anak dan memberinya tempat di tengah-tengah keluarganya.
Sikap dingin dan acuh tak acuh dari Yusuf terhadap rayuan dan tingkah laku Zulaikha yang bertujuan membangkitkan nafsu syahwatnya menjadikan Zulaikha bahkan tambah panas hati dan bertekad dkan berusaha terus sampai maksudnya tercapai. Jika aksi samar-samar yang ia lakukan tetap tidak dimengertikan oleh Yusuf Yang dianggapkannya yang berdarah dingin itu, maka akan dilakukannya secara berterus terang dan kalau perlu dengan cara paksaan sekalipun.
Zulaikha , tidak tahan lebih lama menunggu reaksi dari Yusuf yang tetap bersikap dingin , acuh tak acuh terhadap rayuan dan ajakan yang samar-samar daripadanya. Maka kesempatan ketika si suami tidak ada di rumah, masuklah Zulaikha ke bilik tidurnya seraya berseru kepada Yusuf agar mengikutinya. Yusuf segera mengikutinya dan masuk ke bilik di belakang Zulaikha, sebagaimana ia sering melakukannya bila di mintai pertolongannya melakukan sesuatu di dalam bilik. Sekali-kali tidak terlintas dalm fikirannya bahwa perintah Zulaikha kali itu kepadanya untuk masuk ke biliknya bukanlah perintah biasa untuk melekukan sesuatu yang biasa diperintahkan kepadanya. Ia baru sedar ketika ia berad di dalam bilik, pintu dikunci oleh Zulaikha, tabir disisihkan seraya berbaring berkatalah ia kepada Yusuf: ” Ayuh, hai Yusuf! Inilah aku sudah siap bagimu, aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa rinduku kepada sentuhan tubuhmu. Inilah tubuhku kuserahkan kepadamu, berbuatlah sekehendak hatimu dan sepuas nafsumu.”
Seraya memalingkan wajahnya ke arah lain, berkatalah Yusuf:” Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Tidak mungkin wahai tuan puteriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku melakukan apa yang tuan puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku, suami tuan puteri, yang telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayangnya kepadaku. Kepercayaan yang telah dilimpahkannya kepadaku, adalah suatu amanat yang tidak patut aku cederai. Sesekali tidak akanku balas budi baik tuanku dengan perkhianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun akan murka kepadaku dan akan mengutukku bila bila aku lakukan apa yang tuan puteri mintakan daripadaku. Allah Maha Mengetahui segala apa yang diperbuat oleh hambanya.
Segera mata Zulaikha melotot dan wajahnya menjadi merah, tanda marah yang meluap-luap, akibat penolakan Yusuf tehadap ajaknya. Ia merasakan dirinya dihina dan diremehkan oleh Yusuf dengan penolakannya, yang dianggapnya suatu perbuatan kurang ajar dari seorang pelayan terhadap majikannya yang sudah merendahkan diri, mengajaknya tidur bersama, tetapi ditolak mentah-mentah. Padhal tidak sedikit pembesar pemerintah dan orang-orang berkedudukan telah lama merayunya dan ingin sekali menyentuh tubuhnya yang elok itu, tetapi tidak dihiraukan oleh Zulaikha.
Yusuf melihat mata Zulaikha yang melotot dan wajahnya yang menjadi merah, menjadi takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan segera lari menuju pintu yang tertutup, namun Zulaikha cepat-cepat bangun dari ranjangnya mengejar Yusuf yang sedang berusaha membuka pintu, ditariknyalah kuat-kuat oleh Zulaikha bahagian belakang kemejanya sehingga terkoyak. Tepat pada masa mereka berada di belakang pintu sambil tarik menarik, datanglah Futhifar mendapati mrk dalam keadaan yang mencurigakan itu.
Dengan tiada memberi kesempatan Yusuf membuka mulut, berkatalah Zulaikha cepat-cepat kepada suaminya yang masih berdiri tercengang memandang kepada kedua orang kepercayaan itu:” Inilah dia Yusuf , hamba yang engkau puja dan puji itu telah berani secara kurang ajar masuk ke bilikku dan memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia ganjaran yang setimpal dengan perbuatan biadabnya. Orang yang tidak mengenal budi baik kami ini harus dipenjarakan dan diberika seksaan yang pedih.”
Yusuf mendengar laporan dan tuduhan palsu Zulaikha kepada suaminya, tidak dpt berbuat apa-apa selain memberi keterangan apa yang terjadi sebenarnya. Berkatalah ia kepada majikannya, Futhifar:” Sesungguhnya dialah yang menggodaku, memanggilkan aku ke biliknya, lalu memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Aku menolak tawarannya itu dan lari menyingkirinya, namun ia mengejarku dan menarik kemejaku dari belakang sehingga terkoyak.”
Futhifar dalam keadaan bingung. Sipakah diantara kedua orang yang benar? Yusufkah yang memang selama hidup bersama dirumahnya belum pernah berkata dusta, atau Zulaikhakah yang dalam fikirannya tidak mungkin akan mengkhianatinya? Dalam keadaan demikian itu tibalah sekonyong-konyong seorang dari keluarga Zulaikha, iaitu saudaranya sendiri yang dikenal bijaksana, pandai dan selalu memberi pertimbangan yang tepat bila dimintai fikiran dan nasihatnya. Atas permintaan Futhifar untuk memberinya pertimbangan dalam masalah yang membingungkan itu, berkatalah saudaranya:” Lihatlah, bila kemeja Yusuf terkoyak bahgian belakangnya, maka ialah yang benar dan isterimu yang dusta. Sebaliknya bila koyak kemejanya di bahagian hadapan maka dialah yang berdusta dan isterimu yang berkata benar.”
Berkatalah Futhifar kepada isterinya setelah persoalannya menjadi jelas dan tabir rahsianya terungkap:” Beristighfarlah engkau hai Zulaikha dan mohonlah ampun atas dosamu. Engkau telah berbuat salah dan dusta pula untuk menutupi kesalahanmu. Memang yang demikian itu adalah sifat-sifat dan tipu daya kaum wanita yang sudah kami kenal.” Kemudian berpalinglah dia mengadap Yusuf dan berkata kepadanya:” Tutuplah rapat-rapat mulutmu wahai Yusuf, dan ikatlah lidahmu, agar masalah ini akan tetap menjadi rahsia yang tersimpan sekeliling dinding rumah ini dan jangan sesekali sampai keluar dan menjadi rahsia umum dan buah mulut masyarakat. Anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai disini.”
Ada sebuah peribahasa yang berbunyi:” Tiap rahsia yang diketahui oleh dua orang pasti tersiar dan diketahui oleh orang ramai.” Demikianlah juga peristiwa Zulaikha dengan Yusuf yang dengan ketat ingin ditutupi oleh keluarga Futhifar tidak perlu menunggu lama untuk menjadi rahsia umum. pada mulanya orang berbisik-bisik dari mulut ke mulut, menceritakan kejadian itu, tetapi makin hari makin meluas dan makin menyebar ke tiap-tiap pertemuan dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan wanita-wanita dari golongan atas dan menengah. Kecaman-kecaman yang bersifat sindiran mahupun yang terang-terangan mulai dilontarkan orang terhadap Zulaikha, isteri Ketua Polis Negara, yang telah dikatakan bercumbu-cumbuan dengan pelayannya sendiri, seorang hamba belian dan yang sangat memalukan kata mrk bahwa pelayan bahkan menolak ajakan majikannya dan tatkala melarikan diri drpnya dikejarkannya sampai bahagian belakang kemejanya terkoyak.
Kecaman-kecaman sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan orang terhadap dirinya akhirnya sampailah di telinga Zulaikha. Ia menjadi masyangul dan sedih hati bahwa peristiwanya dengan Yusuf sudah menjadi buah mulut orang yang dengan sendirinya membawa nama baik keluarga dan nama baik suaminya sebagai Ketua Polis Negara yang sgt disegani dan dihormati. Zulaikha yang sangat marah dan jengkel terhadap wanita-wanita sekelasnya, isteri-isteri pembesar yang tidak henti-hentinya dalam pertemuan mrk menyinggung namanya dengan ejekan dan kecaman sehubungan dengan peristiwanya dengan Yusuf.
Utk mengakhiri desas-desus dan kasak-kusuk kaum wanita para isteri pembesar itu, Zulaikha mengundang mrk ke suatu jamuan makan di rumahnya, dengan maksud membuat kejutan memperlihatkan kepada mrk Yusuf yang telah menawankan hatinya sehingga menjadikan lupa akan maruah dan kedudukan sebagai isteri Ketua Polis Negara.
Dalam pesta itu para undangan diberikan tempat duduk yang empuk dan masing-masing diberikan sebilah pisau yang tajam untuk memotong daging dan buah-buahan yang tersedia dan sudah dihidangkan.
Setelah masing-masing tamu menduduki tempatnya dan disilakannya menikmati hidangan yang sudah tersedia di depannya, maka tepat pada masa mrk sibuk mengupas buah yang ada ditangan masing-masing, dikeluarkannyalah Yusuf oleh Zulaikha berjalan sebagai peragawan di hadapan wanita-wanita yang sedang sibuk memotong buah-buahan itu. Tanpa disadari para tamu wanita yang sedang memegang pisau dan buah-buahan di tangannya seraya ternganga mengagumi keindahan wajah dan tubuh Yusuf mrk melukai jari-jari tangannya sendir dan sambil menggeleng-geleng kepala kehairanan, maka berkatalah mrk:” Maha Sempurnalah Allah. Ini bukanlah manusia. Ini adalah seorang malaikat yang mulia.”
Zulaikha bertepuk tangan tanda genbira melihat usah kejutannya brhasil dan sambil menujuk ke jari-jari wanita yang terhiris dan mencucurkan darah itu berkatalah ia:” Inilah dia Yusuf, yang menyebabkan aku menjadi bual-bualan ejekanmu dan sasaran kecaman-kecaman orang Tidakkah kami setelah melihat Yusuf dengan mata kepala memberi uzur kepadaku, bila ia menawan hatiku dan membangkitkan hawa nafsu syahwatku sebagai seorang wanita muda yang tidak pernah melihat orang yang setampan parasnya, seindah tubuhnya dan seluhur akhlak Yusuf? Salahkah aku jika aku tergila-gila olehnya, sampai lupa akan kedududkanku dan kedudukan suamiku? Kamu yang hanya melihat Yusuf sepintas lalu sudah kehilangan kesedaran sehingga bukan buah-buahan yang kamu kupas tetapi jari-jari tanganmu yang terhiris. Maka hairankah kalau aku yang berkumpul dengan Yusuf di bawah satu bumbung, melihat wajah dan tubuhnya serta mendengar suaranyapada setiap saat dan setiap detik sampai kehilangan akal sehingga tidak dapat mengawal nafsu syahwatku menghadapinya? Aku harus mengaku didepan kamu bahawa memang akulah yang menggodanya dan merayunya dan dengan segala daya upaya ingin memikat hatinya dan mengundangnya untuk menyambut cintaku dan melayani nafsu syahwatku. Akan tetapi dia bertahan diri, tidak menghiraukan ajakanku dan bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku. Ia makin menjauhkan diri, bila aku mencuba mendekatinya dan memalingkan pandangan matanya dari pandanganku bila mataku menentang matanya. Aku telah merendahkan diriku sebagai isteri Ketua Polis Negara kepada Yusuf yang hanya seorang hamba sahaya dan pembantu rumah, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan orang karenanya, maka bila tetap membangkang dan tidak mahu memperturutkan kehendakku, aku tidak akan ragu-ragu akan memasukkannya ke dalam penjara sepanjang waktu sebagai pengajaran baginya dan imbalan bagi kecemaran namaku karenanya.”
Mendengar kata-kata ancaman Zulaikha terhadap diri Yusuf menggugah hati para wanita yang menaruh simpati dan rasa kasihan kepada diri Yusuf. Mrk menyayangkan bahwa tubuh yang indah dan wajah yang tampan serta manusia yang berbudi pekerti dan berakhlak luhur itu tidak patut dipenjarakan dan dimasukkan ke tempat orang-orang yang melakukan jenayah dan penjahat.
Berkata salah seorang yang menghampirinya:” Wahai Yusuf! Mengapa engkau berkeras kepala menghadapi Zulaikha yang menyayangimu dan mencintaimu? Mengapa engkau menolak ajakan dan seruannya terhadapmu? Suatu keuntungan besar bagimu, bahwa seorang wanita cantik seperti Zulaikha yang bersuamikan seorang pembesar negara tertarik kepadamu dan menginginkan pendekatanmu. Ataukah mungkin engkau adalah seorang lelaki yang lemah syahwat dan karena itu tidak tertarik oleh kecantikan serta keelokan seorang wanita muda seperti Zulaikha.”
Berkata seorang tamu wanita lain:” Jika sekiranya kamu tidak tertarik kepada Zulaikha karena kecantikannya, maka berbuatlah untuk kekayaannya dan kedudukan suaminya. sebab jika engkau dapat menyesuaikan dirimu kepada kehendak Zulaikha dan mengikuti segala perintahnya nescay engkau akan dianugerahi harta yang banyak dan mungkin pangkatmu pun akan dinaikkan.”
Berucap seorang tamu lain memberi nasihat:” Wahai Yusuf! fikirkanlah baik-baik dan camkanlah nasihatku ini: Zulaikha sudah berketetapan hati harus mencapai tujuannya dan memperoleh akan apa yang dikehendakinya drpmu. Ia sudah terlanjur diejek dan dikecam orang dan sudah terlanjur namanya menjadi bualan di dalam masyarakat karena engkau maka dia mengancam bila engkau tetap berkeras kepala dan tidak melunakkan sikapmu terhadap tuntutannya, pasti ia akan memasukkan engkau ke dalam penjara sebagai penjahat dan penjenayah. Engkau mengetahui bahawa suami Zulaikha adlah Ketua Polis Negara yang berkuasa memenjarakan seseorang ke dalam tahanan dan engkau mengetahui pula bahwa Zulaikha sgt berpengaruh kepada suaminya. Sayangilah wahai Yusuf dirimu yang masih muda remaja dan tampan ini dan ikutilah perintah Zulaikha agar engkau selamat dan terhindar dari akibat yang kami tidak menginginkan ke atas dirimu.”
Kata-kata nasihat dan bujukan para wanita ,Tamu Zulaikha itu didengar oleh Yusuf dengan telinga kanan dan keluar ke telinga kirinya. Tidak suatu pun daripadanya yang dapat turun ke lubuk hatinya atau menjadi bahan penimbangannya. Akan tetapi walaupun ia percaya kepada dirinya, tidak akan terpengaruh oleh bujukan dan nasihat-nasihat itu, ia merasa khuatir, bahwa jika masih tinggal lama di tengah-tengah pergaulan itu akhirnya mungkin ia akan terjebak dan masuk ke dalam perangkap tipu daya dan tipu muslihat Zulaikha dan kawan-kawan wanitanya.
Berdoalah Nabi Yusuf memohon kepada Allah agar memberi ketetapan iman dan keteguhan tekad kepadanya spy tidak tersesat oleh godaan syaitan dan tipu muslihat kaum wanita yang akan menjerumuskannya ke dalam lembah kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Berucaplah ia di dalam doanya:” Ya Tuhanku! sesungguhnya aku lebih suka dipenjarakan berbanding aku berada di luar tetapi harus memperturutkan hawa nafsu para wanita itu. Lindungilah aku wahai Tuhanku dari pergaulan orang-orang yang hendak membawaku ke jalan yang sesat dan memaksaku melakukan perbuatan yang Engkau tidak redhai. Bila aku dipenjarakan akan ku bulatkan fikiranku serta ibadahku kepadamu wahai Tuhanku. Jauhkanlah daripadaku rayuan dan tipu daya wanita-wanita itu, supaya aku tidak termasuk dari orang-orang yang bodoh dan sesat.”
Futhifar, Ketua Polis Negara, Suami Zulaikha mengetahui dengan pasti bahwa Yusuf bersih dari tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Ianya pula sedar bahwa isterinyalah yang menjadi biang keladi dalam peristiwa yang sampai mencemarkan nama baik keluarganya. Akan tetapi ia tidak dapat berbuat selain mengikuti nasihat isterinya yang menganjurkan agar Yusuf dipenjarakan. Karena dengan memasukkan Yusuf ke dalam tahanan, pendapat umum akan berubah dan berbalik akan menuduh serta menganggap Yusuflah yang bersalah dalam peristiwa itu dan bukannya Zulaikha. Dengan demikian mrk berharap nama baiknya akan pulih kembali dan desas-desus serta kasak-kasuk masyarakat tentang rumahtanggannya akan berakhir. Demikianlah, maka perintah dikeluarkan oleh Futhifar dan masuklah Yusuf ke dalam penjara sesuai dengan doanya.
Isi cerita di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah Yusuf ayat 22 sehingga ayat 35.
Yusuf dalam penjara
Yusuf di masukkan ke dalam penjara bukannya karena ia telah melakukan kesalahan atau kejahatan, tetapi karena sewenang-wenangnya penguasa yang memenjarakannya untuk menutupi dosanya sendiri dengan menempelkan dosa itu kepada orang yang dipenjarakan. Akan tetapi bagi Nabi Yusuf, penjara adalah tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan tipu daya yang akan menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Bagi Yusuf hidup di dalam sebuah penjara yang gelap dan sempit, dimana gerak bandanya dan pandangan matanya dibatasi, adalah lebih baik dan lebih disukai drp hidup di alam bebas di mana jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tenteram. Di dalam penjara Yusuf dapat membulatkan fikirannya dan jiwanya beribadah dan menyembah kepada Allah.
Disamping itu ia dapat melakukan dakwah di dalam penjara, memberi bimbingan dan nasihat kepada pesalah, agar mrk yang telah berdosa melakukan kejahatan, bertaubat dan kembali menjadi orang-orang yang baik, sedang kepada tahanan yang tidak berdosa yang menjadi korban perbuatan penguasa yang sewenang-wenang dihiburkna agar mrk bersabar dan bertakwa, bertawakkal serta beriman memohon kepada Allah mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mrk.
Bersama dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang pegawai istana Raja dengan tujuan hendak meracunkan Raja atas perintah dan dengan kerjasama dengan pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai yang dipenjara itu, seorang penjaga gudang mknan dan seorang sebagai pelayan meja istana.
Pada suatu hari pagi datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat Nabi Yusuf mengisahkan bahwa mrk telah mendpt mimpin. Si pelayan melihat ia seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur memegang gelas, seperti gelas yang sering diguna minumkan oleh Raja, majikannya lalu diisinya gelas itu dengan perahan buah anggur. Sedang pemuda penjaga gudang melihat dalam mimpinnya seolah-olah mendukung di atas kepalanya sebuah keranjang yang berisi roti, roti mana disambar oleh sekelompok burung dan di bawanya terbang. Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran bagi mimpi mereka itu.
Mulianya posisi Nabi Yusuf dan pertemuan dengan Ayahanda.
Nabi yusuf akhirnya menafsirkan tentang 7batang gandung yg hijau dan 7 yang kering, serta lembu yang kurus. Ini karena akan adanya musibah kesusahan makan setelah 7 musim yang berkah. Dan dengan saran yusuf Negara ini aman dari kerugian, jadi yusuf diberi posisi sebagai bendahara Negara, sebagaimana permintaan beliau sendiri. Dan akhirnya bisa bertemu dengan ayahhanda serta saudaranya bunyamin. Dan kelak saudara-saudaranya akhirnya sadar, begitu singkat Kisah Nabi Yusuf, semoga bermanfaat. Salam dari Sang Penggembala, Tyas Haryadi… ^_^

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com