6 Mar 2010

Tiga hal yang akan terus mengalir pahalanya

     Apa yang paling anda sukai ketika masih duduk di bangku sekolah atau yang menjadi motivasi untuk tetap berangkat kesekolah (bagi para pelajar). Yang pasti bukan kangen pekerjaan rumah (merangkum materi minimal 5 lembar folio), atau tugas kelompok untuk membuat makalah, apalagi tes lari 8 KM yang diberikan oleh guru olahraga anda. Karena saya juga begitu, bahkan ketika saya dapat tugas baik kelompok atau individu itu saya anggap sebagai sunah jika dikerjakan sendiri, yang penting saya selesai jika tugas akan dikumpulkan. Kalau tidak ya pikir-pikir dulu kecuali mata pelajaran yang saya sukai. Itulah cara berpikir yang kurang tepat, saya baru mulai sadar ketika saya menginjakan kaki keluar dari SMUN tercinta saya. Bukan guru seharusnya yang memberi tugas, tetapi siswalah yang seharusnya meminta tugas. Tapi hal seperti itu cukup berat bagi kita, karena yang namanya perubahan itu tak semudah membalik telapak tangan.
Perubahan itu butuh proses, sedangkan proses juga butuh waktu yang lama. Bukan 1 menit, 1 jam, 1 hari, atau 1 bulan, melainkan bisa bertahun-tahun. Rasulullah saw. saja butuh waktu 13 tahun untuk mengubah paradikma orang-orang qurais di mekah untuk mengubah paham mereka dari politheisme ke monotheisme. Dengan jalan mengajarkan tauhid kepada mereka.

      “Ashadhualla ilaahailallah waashadhuanna muhammadarrasulullah” kalimat inilah yang diajarkan rasulullah saw. kepada kaumnya selama 13 tahun. Tetapi dengan kalimat ini pula baginda Rasulullah saw. bisa mengubah mekah hingga menjadi seperti sekarang ini. Jika kita sekarang masih kurang bisa mensyukuri nikmat allah swt. masih suka membuang-buang waktu, dan menganggap ilmu masih kurang penting. Ingatlah apakah kita besok masih diberi nafas agar kita dapat berubah? “Tidak ada kata terlambat atau terlalu dini untuk belajar” itu yang harus kita ingat. Semuanya akan terlambat jika malaikat izroil mencabut nyawa kita, segala upaya kita sudah terlambat karena tak ada yang dapat membantu kita setelah kita mati. Kecuali 3 hal atau 3 perkara.

      Yaitu amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang soleh (yang mendoakan orang tuanya). Amal jariah adalah segala jenis harta benda yang kita miliki untuk kepentingan agama allah, bisa berupa alat atau tempat ibadah, atau munkin tempat peristirahatan. Tapi jangan khawatir bagi yang tidak punya uang, karena jika anda membantu memasang 1 saja batu bata untuk mendirikan sebuah masjid, dengan ikhlas tentunya. Pahalanya akan tetap mengalir walau anda sudah meninggal, ketika masjid itu digunakan untuk beribadah. Selain dalm bentuk barang ataupun uang amal jariah bisa berupa kerja keras, tenaga, dan pikiran. Disaat hal-hal itu lebih dibutuhkan dalam suatu pekerjaan atau ibadah. Jika dengan rasa ikhlas tentu allah swt. Akan membalasnya dengan pahala yang terus mengalir.

      Lalu selanjutnya adalah ilmu yang bermanfaat, dan bagaimana ilmu nisa dikatakan bermanfaat? Yaitu ketika seseorang telah mengamalkan dan mengajarkan ilmu kita kepada orang lain, bukan ketika orang menggunakan hasil ilmu kita. Karena ketika ilmu kita dipendam atau dimaksimalkan sendiri maka kita tidak akan berkembang. Semua orang yang kita temui itu punya ilmu yang belum kita miliki, karena mereka berasal dari gen yang berbeda dengan kita, lingkungan yang tak serumpun serta kebiasaan dan hoby beraneka ragam. Oleh karena itu mari kita belajar dari anak SD. Ketika saya liburan semester 1 saya sempat berbagi ilmu dengan teman-temannya ynag duduk di kelas XI Sekolah Dasar. Awalnya saya juga ragu apakah watak keras kepala saya bisa membuat mereka paham, bukan paham kalau saya itu galak apalagi tentang kerasnya kepala ini. Tapi paham akan tujuan belajar kelompok ini, yaitu untuk berbagi ilmu. Anak-anak adalah jiwa yang lugu jika punya ilmu pasti akan diberi kepada temannya, jika bisa dia bilang bisa, jika tidak dia juga bilang tidak. Itulah mengapa ilmu selalu mengalir tanpa ada aral rintangan yang berarti. Begitu pula rasa ingin tahu dan keceriaan berdosis tinggi ala anak yang belum terbebani hal-hal berat (kaitannya dengan duniawi dan akhirat). Tapi hal itulah yang membuat mereka semangat.

      Ilmu itu bisa datang dari siapa saja, kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan bagaimanapun. Dan tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat, bahkan ilmu mencuri, garong, nggembel itu juga ada gunanya. Antara lain agar kita dapat mengantisipasi hal-hal buruk terhadap diri kita, dan membiasakan diri jika kita dalam keadaan kesusahan. Yang penting adalah kita amalkan ilmu kita, karena ilmu yang bermanfaat akn mengalir terus pahalanya sampai kita mati kelak. Yang terakhir adalah anak yang soleh, sebelum kita ingin anak kita atau calon anak kita (bagi yang belum produksi) adalah anak soleh yang mendoakan orang tuanya. Maka sudah kewajiban kita menjadi anak yang soleh atau solehah yang mendoakan orang tua kita, karena buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Setelah itu barulah kita mendidik anak atau calon anak kita kelak dengan pendidikan yang baik, yaitu diajari mengaji, tauhid, olah raga, keahlian khusus, dan ahlaknya. Maka kelak anak yang didik dengan baik insya allah jadi anak yang soleh dan solehah. Semoga kita termasuk anak-anak yang berbakti dan tidak durhaka kepada orang tua, sementara anak-anak kita jadi orang yang soleh dan solehah. Amin ya rabb.....
Kejarlah 3 hal ini, sayapun sedang berusaha seperti anda semua. Niatkanlah semua tindakan kita karena allah ta'ala.

0 komentar:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com